Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa MTs Ditinjau Dari Self Regulated Learning

Kemampuan berpikir kreatif matematis dapat melatih siswa dalam merancang berbagai solusi penyelesaian dalam menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan berpikir kreatif matematis sangat penting, namun kenyataannya kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Salah satu penyebabnya yaitu siswa masih terbiasa dalam menghafal rumus, meniru penyelesaian masalah yang dilakukan guru dan kurang nya pemahaman siswa terhadap materi sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain berpikir kreatif terdapat faktor lain yang mempengaruhi pembelajaran siswa ialah self regulated learning (SRL) yaitu kemandirian belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa MTs yang ditinjau dari SRL. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek sebanyak 3 siswa kelas VIII/11 MTsN 1 Banda Aceh. Subjek dipilih berdasarkan hasil angket yang dikelompokkan menjadi tiga kategori tinggi, sedang dan rendah. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket, tes dan wawancara. Analisis data menggunakan triangulasi sumber dengan cara mengumpulkan data pada sumber yang berbeda yaitu guru dan teman sejawat subjek. Hasil penelitian ini adalah (1) subjek SRL tinggi dan kemampuan berpikir kreatif tinggi dapat menyelesaikan permasalahan dengan lancar (fluency), dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara yang tak lazim (originality), dapat menyelesaiakan permasalahan secara detil (elaboration), dan dapat menyelesaikan masalah dengan menemukan banyak alternatif jawaban yang berbeda (flexibility) (2) subjek SRL sedang dan kemampuan berpikir kreatif sedang dapat memberikan jawaban secara lancar dan tepat (fluency), dapat memberikan jawaban ide sendiri (originality), dapat memberikan jawaban secara detil (elaboration, namun tidak dapat memberikan banyak alternatif jawaban (flexibility) (3) subjek pada tingkat SRL rendah dan kemampuan berpikir kreatif rendah, dapat menyelesaikan permasalah secara detil (elaboration), namun tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara lancar (fluency) tidak dapat memberikan jawaban yang berbeda dari yang lain (originality) tidak dapat memberikan banyak alternatif jawaban (flexibility).