Pemanfaatan Limbah Kulit Batang Sagu Menjadi Biobriket Di Desa Weu Krueng Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Dengan Menggunakan Perekat Getah Sukun

Kebutuhan akan energi yang berasal dari bahan bakar fosil semakin meningkat setiap harinya sehingga mengakibatkan menipisnya energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Salah satu contoh energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai pasokan energi untuk menggantikan energi yang berasal dari bahan bakar fosil yaitu energi biomassa. Pemanfaatan biomassa dapat dilakukan dengan membuat biobriket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan getah sukun sebagai perekat serta mengetahui pengaruh komposisi sampel arang kulit batang sagu dan getah sukun terhadap kualitas briket menurut SNI 01-6235-2000. Penggunaan getah sukun dalam pembuatan biobriket dari kulit batang sagu menghasilkan briket yang memiliki kualitas yang baik, dapat dilihat pada sampel C yang memiliki komposisi perekat paling tinggi dapat menghasilkan kadar air dan kadar abu yang lebih rendah serta menghasilkan nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan sampel lainnya. Pada variasi persentase komposisi arang kulit batang sagu dengan perekat getah sukun yaitu A (90% : 10%), B (80% : 20%), dan C (75% : 25%), kualitas briket yang memenuhi standar baku mutu menurut SNI 01-6235-2000 yaitu kadar air, kadar zat terbang, dan nilai kerapatan pada sampel A serta komposisi terbaik terdapat pada variabel C dengan nilai kalor 2552,67 Kal/g.