Kriteria Calon Anggota Legislatif (Studi Pemikiran Alī Muḥammad Al-Ṣallābī)

Fandi Purnama, 170105030 (2022) Kriteria Calon Anggota Legislatif (Studi Pemikiran Alī Muḥammad Al-Ṣallābī). Diploma thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Legislatif Alī Muḥammad Al-Ṣallābī] Text (Legislatif Alī Muḥammad Al-Ṣallābī)
Fandi Purnama, 170105030, FSH, HTN, 085323409099.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB)

Abstract

Konteks hukum Islam tidak mengenal bentuk kekuasaan legislatif sebagaimana dipahami dalam dunia Barat dan negara modern saat ini. Namun, pemikir-pemikir muslim kontemporer justru melihat prinsip dasar kekuasaan legislatif ini sudah ada semenjak Rasulullah Saw, dan berusaha merumuskan menyangkut syarat-syarat dan kriteria yang harus dimiliki oleh anggota legislatif. Alī Muḥammad Al-Ṣallābī mengajukan relatif banyak syarat yang harus ada dalam diri calon anggota legislatif yang dipilih, dan pandangannya tentang masalah ini belum dibahas atau tidak disinggung begitu detail oleh ulama terdahulu dan bahkan semasanya. Atas dasar itu, permasalahan yang diangkat adalah bagaimana pandangan hukum Alī Muḥammad Al-Ṣallābī menetapkan kriteria-kriteria calon anggota legislatif, dan bagaimana pendapat Alī Muḥammad Al-Ṣallābī tersebut dilihat dalam konteks dari kekinian? Skripsi ini termasuk dalam metode kualitatif dengan menganalisis konsep-konsep dan gagasan-gagasan ketokohan. Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan normatif (normative approach), dengan jenis kepustakaan (library research). Kesimpulan penelitian ini bahwa Alī Muḥammad Al-Ṣallābī menetapkan 22 kriteria calon anggota legislatif, yaitu Islam, baligh dan berakal, merdeka, kekuatan dan amanah, kekuasaan dan cita-cita/keinginan, adil, sosok terbaik dan kompeten, berilmu, pandangan dan bijaksana, berpengalaman, status warga negara, tidak fanatik dan egois, membaur, dipatuhi, konsisten, kredibelitas, murah hati, setia, komit dan rasa tanggung jawab, pandangan yang inspiratif atau visi-misi, seni berinteraksi, dan terakhir kemampuan mempengaruhi masyarakat. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, dampaknya ada empat, yaitu lembaga akan mengadopsi manhaj bukan Islam, tidak mengaktualisasikan nilai positif, tidak peduli dengan nilai keikhlasan, kurang perhatian lembaga terhadap aspek-aspek spiritual. Pendapat Alī Muḥammad Al-Ṣallābī tidak sepenuhnya relevan, karena pandangan Alī Muḥammad Al-Ṣallābī memang diarahkan hanya berlaku khusus untuk negara Islam modern (al-daulah al-haditsah al-muslimah).

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Religion (Agama)
200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Tata Negara
Depositing User: Fandi Purnama Fandi
Date Deposited: 30 Sep 2022 02:46
Last Modified: 30 Sep 2022 02:46
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/23468

Actions (login required)

View Item
View Item