Perbedaan Penafsiran Lafaz Tanṣurullāh Menurut Tafsīr Fī Ẓilāl Al-Quran Dan Tafsīr Al-Kabīr

Tolong-menolong terhadap sesama merupakan hal wajib dilaksanakan. Tolong-menolong terhadap sesama makhluk tentu telah diketahui bagaimana cara melakukan. Namun ternyata, di dalam Alquran Allah Swt tidak hanya memerintahkan manusia untuk tolong-menolong antar sesama. Allah Swt juga memerintahkan kita untuk menolong-Nya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surat al-Ḥajj ayat 40, Muḥammad ayat 7, al-Ḥadīd ayat 25 dan al-Ṣaff ayat 14. Dalam halnya menafsirkan lafaz tanṣurullāh, terjadi perbedaan dikalangan para mufassir. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisa bentuk-bentuk lafaz tanṣurullāh dan kemudian membandingkan antara penafsiran al-Rāzi dan Sayyid Qutb terhadap lafaz tanṣurullāh. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan penafsiran lafaz tanṣurullāh menurut keduanya. Adapun penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan bahan perpustakaan yang bersumber dari tulisan seperti kitab, buku, jurnal, artikela dan literatur bacaan lainnya baik itu data primer atau pun sekunder dan kemudian menganalisisnya. Selain itu, penulis menggunakan metode muqarin (perbandingan) untuk membandingkan penafsiran al-Rāzi dan Sayyid Qutb. Berdasarkan hasil penelitian, menurut al-Rāzi tanṣurullāh diartikan pergi berperang secara fisik dengan menggunakan senjata untuk melawan orang-orang kafir sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Saw untuk membela Allah Swt dan agama Islam dari hinaan dan cercaan mereka. Sedangkan dalam pandangan Sayyid Qutb tanṣurullāh ditafsirkan memurnikan kembali nilai-nilai ketauhidan dan menghidupkan kembali manhaj dan syariat-syariat-Nya.