Disabilitas dan Aksesibilitas Ruang Publik di Kota Banda Aceh

Memiliki fisik yang sempurna adalah harapan bagi setiap manusia. Namun hal tersebut tidak didapatkan oleh semua orang. Mereka yang terpilih oleh takdir Sang Pencipta, memiliki beberapa kekurangan berupa kecacatan permanen baik di bagian tangan, kaki, maupun bagian tubuh lainnya. Kecacatan tersebut dikenal dengan disabilitas, merupakan kondisi seseorang yang memiliki ketidakmampuan dalam melakukan suatu hal yang biasa dilakukan orang pada umumnya salah satunya disabilitas fisik. Keterbatasan yang mereka miliki menyebabkan terbatasnya akses untuk mereka. Seyogyanya, Pemerintah harus memberikan hak aksesibilitas ruang publik terhadap penyandang disabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aksesibilitas ruang publik terhadap dissabilitas fisik pada Kota Banda Aceh. Teori yang digunakan adalah teori ruang publik yang di kemukakan oleh Stephen Carr. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentansi. Informan penelitian terdiri dari anggota Dinas Sosial, anggota Dinas PUPR, anggota DPD PPDI dan penyandang disabilitas fisik di Kota Banda Aceh, pertama, Dinas Sosial sudah memberikan pelayanan publik seperti memberikan kursi roda, alat bantu pendengaran dan kaki palsu untuk kebutuhan penyandang disabilitas, serta melakukan bimbingan baik untuk penyandang atau keluaraga disabilitas fisik. Kedua, Dinas PUPR melakukan perencanaan dan pembangunan sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Banda Aceh, serta dengan menerapkan prinsip ramah disabilitas pada setiap pembangunan infrastruktur dan penataan ruang publik di Kota Banda Aceh. Ketiga, DPD PPDI sudah berusaha menyuarakan advokasi kepada Pemerintah Aceh untuk memberikan aksesibilitas ruang publik yang ramah terhadap penyandang disabilitas termasuk disabilitas fisik. Dan beberapa pengalaman disabilitas fisik dalam mengakses ruang publik yang ada di Kota Banda Aceh.