Restitusi Terhadap Korban Jarīmah Pemerkosaan Ditinjau Menurut Hukum Pidana Islam (Studi Putusan Nomor 06/JN/2019/MS.Lsm)

Ratna Yusdiana, 170104016 (2021) Restitusi Terhadap Korban Jarīmah Pemerkosaan Ditinjau Menurut Hukum Pidana Islam (Studi Putusan Nomor 06/JN/2019/MS.Lsm). Masters thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Qanun Aceh] Text (Qanun Aceh)
Ratna Yusdiana, 170104016, FSH, HPI.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (6MB)

Abstract

Restitusi bagi korban jarīmah pemerkosaan diatur dalam Qanun Jinayat Aceh Pasal 51 yang menegaskan bahwa dalam hal adanya permintaan korban, setiap orang yang dijatuhkan ‘uqūbat pemerkosaan akan dikenakan ‘uqūbat restitusi. Pada kenyataannya, tidak semua perkara pemerkosaaan diputuskan ‘uqūbat restitusi oleh majelis hakim karena korban pemerkosaan tidak mengajukan permintaan restitusi. Hal itu disebabkan oleh minimnya pemahaman terkait proses pengajuan restitusi atas kerugian yang dialami korban. Penelitian ini berfokus pada pemberian restitusi bagi korban pemerkosaan dan melihat tinjauan hukum pidana Islam terhadap bentuk dan kedudukan restitusi. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme pemberian restitusi dalam Qanun Jinayat belum dijelaskan secara rinci sehingga para korban pemerkosaan masih banyak yang tidak bisa meminta restitusi karena kurangnya penjelasan dan majelis hakim pun tidak dapat menjatuhkan ‘uqūbat restitusi jika tidak ada pengajuan permintaan restitusi dari korban. Dalam hukum pidana Islam kedudukan restitusi sama dengan diyat. Mekanisme dalam pemberian restitusi dalam Islam tidak memerlukan pengajuan permintaan restitusi, namun hakim langsung memutuskan bahwa wajib bagi pelaku membayar diyat kepada korban pemerkosaan atas perbuatannya. Saran dalam penelitian ini pemberian restitusi yang bergantung pada finansial pelaku, seharusnya pemerintah menyediakan suatu lembaga sebagai wadah untuk pemberian restitusi kepada korban pemerkosaan jika pelaku tidak mampu membayar restitusi serta dibuatkan regulasi terkait kadar minimum ‘uqūbat restitusi yang harus diberikan oleh pelaku kepada korban pemerkosaan agar restitusi yang diberikan sesuai dengan kerugian yang diderita oleh korban.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama)
200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Pidana Islam
Depositing User: Ratna Yusdiana Ratna
Date Deposited: 15 Nov 2022 03:59
Last Modified: 15 Nov 2022 03:59
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/24221

Actions (login required)

View Item
View Item