Kompetensi Manajerial Pembina Ekstrakurikuler Bidang Agama Dalam Peningkatan Soft Skill Peserta Didik Di SMAS Babul Maghfirah Aceh Besar

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya soft skill yang harus diajarkan kepada peserta didik, kontribusi yang diharapkan yaitu setiap sekolah mempunyai pembina dalam meningkatkan soft skill, dalam hal ini kompetensi manajerial pembina ekstrakurikuler bidang agama salah satunya yang dapat meningkatkan soft skill peserta didik. Kompetensi manajerial diartikan sebagai kemampuan seseorang yang termasuk di dalamnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat dinyatakan dalam hasil kerja yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan. Soft skill merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitifitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kompetensi manajerial pembina ekstrakurikuler bidang agama, soft skill peserta didik, dan hambatan pembina ekstrakurikuler bidang agama di SMAS Babul Maghfirah Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler bidang agama, dan 3 orang peserta didik. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kompetensi manajerial yang harus dimiliki oleh pembina ekstrakurikuler bidang agama dalam peningkatan soft skill peserta didik di SMAS Babul Maghfirah ada enam yaitu pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat. Dalam pembelajaran peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode yang dilakukan oleh pembina ekstrakurikuler yaitu, pertama, metode pemberian tugas atau resitasi, yaitu dengan cara memberikan tugas tertentu secara bebas dan bertanggung jawab dan kedua, metode drill, yaitu mengukur daya serap terhadap pelajaran. 2) Dalam meningkatkan soft skill peserta didik, yang harus dilakukan oleh pembina adalah pengayaan peserta didik yang beraspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat, dan adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan. 3) Hambatan dalam kegiatan ekstrakurikuler akan selalu ada. Baik itu dari segi teknis maupun dari semangat peserta didik untuk belajar.