Akad Jual Beli Pada Mekanisme Kerja Vending Machine Menurut Fiqh Muamalah

Fithrul Laili, 180102081 (2022) Akad Jual Beli Pada Mekanisme Kerja Vending Machine Menurut Fiqh Muamalah. Masters thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Vending Machine] Text (Vending Machine)
Fithrul Laili, 180102081, FSH, HES, 082167106441.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (6MB)

Abstract

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar barang atau benda yang mempunyai nilai secara sukarela antara kedua pihak, yang mana pihak satu menerima benda-benda dan pihak lainnya menerima imbalan terhadap benda tersebut. Sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan syara’ dan telah disepakati. Rukun jual beli, yaitu: orang yang berakad, sighat atau ijab kabul, barang yang dibeli, dan nilai tukar pengganti barang. Vending machine adalah mesin yang dapat mengeluarkan barang-barang ringan yang dibutuhkan oleh konsumen secara instant dan otomatis. Dalam praktik vending machine, rukun jual beli tidak terdapat seluruhnya yang mana pada alat penjual otomatis ini kita tidak bisa menemukan yang pertama, tidak ditemukan penjual, kedua tidak ada sighat (ijab dan kabul) antara penjual dan pembeli, dan juga tidak terdapat kepemilikan objek, yang mana dalam hukum Islam ketiga unsur tersebut harus terpenuhi dan sangat menentukan sah atau tidaknya suatu transaksi jual beli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme jual beli barang dengan menggunakan vending machine menurut fiqh muamalah serta mengetahui kebasahan akad jual beli vending machine menurut fiqh muamalah. Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis-normatif. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa transaksi jual beli menggunakan vending machine dalam perspektif fiqh muamalah hukumnya sah selama memenuhi prinsip dasar jual beli. Transaksi seperti ini menurut sebagian ulama yaitu Hanafiyah, Malikiyah dan Hanbali membolehkan jual beli seperti ini, mereka menyatakan bahwa ada ada dua bentuk akad jual beli, yaitu perkataan dan perbuatan. Sedangkan menurut mazhab Syafi’i, melarang bentuk perbuatan dalam ijab dan kabul. Mereka beralasan bahwa perbuatann tidak dapat menunjukkan adanya ‘iwadh atau timbal balik. Sehingga jual beli semacam ini menurut ulama Syafi’iyah tidaklah sah.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama)
200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Fithrul Laili Fithrul
Date Deposited: 06 Dec 2022 02:40
Last Modified: 06 Dec 2022 02:40
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/24518

Actions (login required)

View Item
View Item