Klasifikasi Ibadah Mahḍah Dan Ghairu Mahḍah Dalam Islam Menurut Perspektif Ibnu Rusyd Dan Abu Bakar Syatha

Nailul Amal, 170103007 (2022) Klasifikasi Ibadah Mahḍah Dan Ghairu Mahḍah Dalam Islam Menurut Perspektif Ibnu Rusyd Dan Abu Bakar Syatha. Other thesis, UIN Ar-raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Ontologi Ibadah] Text (Ontologi Ibadah)
nailul repository.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (1MB)

Abstract

Fuqaha mengelompokkan berbagai ibadah kepada 2 klasifikasi, yakni ibadah mahḍah dan ghairu mahḍah. Apa yang menjadi landasan suatu praktik ibadah itu dapat digolongkan kepada mahḍah ataupun ghairu mahḍah. Ibnu Rusyd mengklasifikasikan ibadah mahḍah dan ghairu mahḍah berdasarkan atas kemampuan logika dalam memahami makna pensyariatannya. Sedangkan Abu Bakar Syatha mengklasifikasikan antara ibadah mahḍah dan ghairu mahḍah dengan meninjau sisi bentuk ibadahnya. Pertanyaan dalam tulisan ini adalah bagaimana konsep mahḍah dangmhairu mahḍah menurut Ibnu Rusyd dan Abu Bakar Syatha dan apa pengaruh perbedaan klasifikasi ibadah mahḍah dan ghairu mahḍah antara Ibnu Rusyd dan Abu Bakar Syatha terhadap konsekuensi hukum suatu ibadah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji literasi terkait. Ibnu Rusyd mengedepankan logika sebagai fundamentalnya, dimana mahdah merupakan ibadah yang tidak dapat dijangkau maqasidnya oleh logika sehingga disyaratkan niat. Sementara ibadah ghairu mahdah merupakan ibadah mafhumatul makna, yakni dapat dipahami maqasidnya oleh logika sehingga tidak diwajibkan niat. Abu Bakar Syatha membagi ibadah menjadi mahḍah baik itu badaniah atau maliyah dan ghairu mahḍah yang hanya pada maliyah saja. Bentuk Badaniyah mahḍah ini tidak boleh diwakilkan dan Maliyah mahḍah boleh diwakilkan secara mutlak. Sementara Maliyah ghairu mahḍah boleh diwakilkan dengan syarat tertentu. Konsekuensi dari perbedaan prinsip antar keduanya menjadikan keduanya sulit diharmonikan pada kondisi tertentu karena kesimpulannya saling bertabrakan (ta’arud). Karena itu ada ibadah seperti ibadah haji yang boleh diwakilkan menurut konsep Abu Bakar Syatha tetapi tidak boleh diwakilkan menurut konsep Ibnu Rusyd. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa keduanya punya prinsip dan konsekuensi yang berbeda yang terkadang mungkin untuk dikompromikan namun dibeberapa tempat juga sulit untuk mengharmonikan keduanya karena mengandung kesimpulan yang saling bertentangan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Nailul Amal Nailul
Date Deposited: 16 Dec 2022 03:29
Last Modified: 16 Dec 2022 03:29
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/24741

Actions (login required)

View Item
View Item