Hubungan Antara Emosi Positif Dengan Resiliensi Pada Pengguna Napza Di Rehabilitasi Kota Banda Aceh

Penyalahgunaan NAPZA berdampak serius bagi psikologis, seperti sulit berkonsentrasi, tertekan, cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. Pengguna NAPZA dapat pulih, salah satunya dengan cara rehabilitasi. Proses dalam rehabilitasi dibutuhkan resiliensi. Salah satu faktor yang mempengaruhi resiliensi ialah emosi positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara emosi positif dengan resiliensi pada pengguna NAPZA di rehabilitasi Kota Banda Aceh. Populasi dalam peneltian ini adalah pengguna NAPZA yang sedang menjalani proses rehabilitasi di Kota Banda Aceh dengan sampel berjumlah 89 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara emosi positif dengan resiliensi pada pengguna NAPZA di rehabilitasi kota Banda Aceh. Kedua skala disusun berdasarkan skala likert dimana skala resiliensi berjumlah 32 aitem dan skala emosi positif berjumlah 28 aitem. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisi korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini diketahui terdapat hubungan positif yang signifikan antara emosi positif dengan resiliensi pada pengguna NAPZA di rehabilitasi kota Banda Aceh, dengan nilai r = 0,323 dengan signifikansi 0,002 (ρ < 0,05). Hasil lain diperoleh dari penelitian ini koefisien determinan (r²) = 0,104 dengan makna terdapat 10,4% pengaruh emosi positif terhadap resiliensi pada pengguna NAPZA di rehabilitasi kota Banda Aceh. Sementara 89,6% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor resiliensi lainnya, seperti harga diri, dukungan sosial dan spiritualitas.