“Analisis Tarif Dan Non-Tarif Pada Sektor Ekspor Hasil Ikan Tuna Menurut Perspektif Ekonomi Syariah” (Kajian di Kota Banda Aceh)

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor produk perikanan ke berbagai negara untuk mendapatkan penambahan devisa negara. Dalam proses ekspor sumberdaya perikanan Indonesia ke negara-negara tujuan biasanya ditemukan dua hambatan yang berdampak pada proses ekspor, yaitu hambatan tarif dan non-tarif. Hambatan tersebut terjadi karena adanya perbedaan regulasi antara negara penjual dan pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan sistem ekspor produk ikan tuna pada beberapa perusahaan di kota Banda Aceh, serta melihat bagaimana pandangan Islam terhadap tata Kelola ekspor perikanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berdasarkan key informan melalui wawancara dengan eksportir perusahaan ikan tuna di kota Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan eksportir ikan tuna di kota Banda Aceh masih ditemui sejumlah kesulitan dalam memenuhi standar dan aturan yang ditetapkan di negara tujuan ekspor pada negara bagian Uni Eropa dan Uni Emirat Arab dibandingkan dengan negara Jepang, Singapore, Malaysia dan U.S.A. Sistem ekspor perikanan tidak menggunakan mekanisme tarif tetapi menggunakan sistem non-tarif. Dalam pandangan Islam perdagangan internasional telah kerap dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam Islam juga menetapkan usyur (bea cukai/pajak) bagi pedagang yang masuk ke dalam wilayah teritorial Islam sebesar 5-10%.