Pengaruh Interpretasi terhadap Preferensi Keterpilihan Caleg Perempuan di DPRK Kota Sabang

Kota Sabang merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat prsentase keterwakilan perempuan cukup tinggi pernah mencapai mencapai 30,0% di Provinsi Aceh. Kota Sabang merupakan lokus penelitian yang menarik diteliti karena memiliki kondisi sosial budaya yang unik di masyarakat sehingga memengaruhi preferensi masyarakat terhadap keterwakilan perempuan di parlemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna relasi gender bagi masyarakat Kota Sabang. Selanjutnya mencari faktor-faktor, yang memengaruhi pandangan masyarakat tersebut. Dan mencari bagaimana sosial budaya masyarakat memengaruhi keterpilihan caleg di DPRK Kota Sabang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kota Sabang memiliki kemajemukan yang dipengaruhi oleh adanya budaya yang beragam di dalam sosial masyarakatnya. Hal itu menyebabkan adanya keterbukaan sehingga berdampak pada pandangan masyarakat terkait relasi gender. Secara spesifik terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pandangan masyarakat akan relasi gender: Terdapat faktor kultural : Representasi perempuan secara tradisional, budaya tradisionalistik, diskriminasi gender, inovasi dalam hak pilih perempuan, Inovasi yang di berikan perempuan, pencapaian Pendidikan dan pekerjaan. Terdapat pula faktor struktural : Kompensasi legislatif. Rata-rata ukuran pemilihan, siding legislatif tahunan, Panjang sesi legislatif. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh sosial budaya terhadap interpretasi masyarakat atas keberadaan caleg perempuan, sehingga berdampak pada peningkatan preferensi masyarakat atas caleg perempuan.