Pusat Rehabilitasi Orangutan (Pendekatan Arsitektur Ekologis)

Orangutan merupakan salah satu primata endemik Indonesia yang dilindungi dalam hukum nasional. Di Indonesia, habitat orangutan hanya terdapat di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan. Saat ini, Indonesia memiliki tiga spesies orangutan, yakni orangutan Sumatera (Pongo abelii), orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Ketiganya berstatus Kritis (Critically Endangered/CR) berdasarkan daftar merah International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) pada tahun 2017. Namun, orangutan Sumatera (Pongo abelii) adalah jenis orangutan endemik yang paling terancam di antara dua spesies lainnya dikarenakan sebanyak 80% populasi orangutan sumatera mengalami penurunan selama 75 tahun terakhir dengan populasi orangutan sumatera di Aceh mencapai 90% dari total keseluruhan di Indonesia. Kondisi ini disebabkan beberapa faktor diantaranya berkurangnya habitat orangutan akibat penebangan hutan untuk pembukaan lahan, penembakan, pembunuhan, pemburuan dan penangkapan liar untuk diperdagangkan. Oleh karena itu, diperlukan Pusat Rehabilitasi Orangutan berlokasi di Aceh dengan berbasis Arsitektur Ekologis yang konstektual untuk mewadahi aktivitas penyelamatan, perawatan dan pemeliharaan orangutan juga dapat mendukung upaya berbagai pihak untuk melestarikan sumber daya hayati pada lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan dengan melakukan survei lapangan, menganalisa, mencari studi banding dan literatur. Hasil dari perancangan berupa konsep tapak, konsep bentuk dan penampilan bangunan, konsep struktur, konsep material, konsep utilitas, dan konsep sirkulasi.