Penetapan Nafkah Anak Dalam Putusan Verstek Di Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh (Telaah Kepastian Hukum)

Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh pada tahun 2021 memutuskan kasus cerai gugat secara verstek sebanyak 119 perkara. 35 gugatan di antaranya diajukan petitum nafkah anak. Majelis Hakim dalam putusannya menetapkan biaya nafkah anak secara berbeda-beda. Di samping itu, 6 putusan verstek ditetapkan pengurangan besar nafkah anak dari yang diajukan penggugat. Apa dasar pertimbangan majelis hakim mengurangi biaya nafkah anak pada putusan verstek? Bagaimana kepastian hukum pada putusan tersebut? Data yang digunakan untuk menjawab dua masalah tadi, berupa 6 putusan verstek sebagai bahan hukum primer, artikel, buku, dan laporan penelitian terdahulu sebagai bahan hukum sekunder, serta kamus dan ensiklopedia sebagai bahan hukum tersier. Selain itu, diwawancarai 2 hakim untuk mengonfirmasi data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan pola pertimbangan hakim dalam penetapan biaya nafkah anak yaitu mempertimbangkan kebutuhan anak di lingkungannya, pekerjaan tergugat, pembebanan nafkah anak kepada pihak ibu jika ayahnya diketahui tidak mampu serta diikuti penambahan biaya sebesar 10% sampai 20% per tahun di luar biaya pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain ditemukan kepastian hukum formil dan material. Kepastian hukum formil yaitu putusan verstek mengikat para pihak dan tergugat harus memenuhi nafkah anak. Sedangkan kepastian hukum material berupa kewajiban tergugata memberi nafkah kepada anaknya tidak terlaksana dengan baik.