Upaya Ustadz Dalam Pembinaan Karakter Jujur Pada Santri Babussalam Desa Krueng Raya Kecamatan Suka Karya Kota Sabang

Setiap individu membutuhkan didikan dan bimbingan sejak dari kecil hingga beranjak dewasa. Hal ini sangat diperlukan dalam membentuk pribadi Islami dengan mental yang baik, berperilaku jujur, memiliki prinsip hidup yang teguh serta memiliki ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain terutama ilmu pengetahuan agama. Maka santri pada Pesantren Babussalam dibina dengan sangat baik oleh para ustadz dalam belajar ilmu agama dan menghafal Al-Qur'an dengan mengikuti segala aturan yang telah ditetapkan pesantren salah satunya dilarang untuk membawa handphone untuk mengakses segala informasi yang berada di dalamnya. Tujuan aturan tersebut dibuat untuk memfokuskan santri dalam belajar sehingga dapat menghasilkan generasi yang cinta agama dan Al-Qur'an sebagai rasa syukur dan pengabdian hamba kepada Allah. Penelitian ini akan mencari jawaban dari rumusan masalah penggunaan media sosial dan dampaknya bagi santri serta upaya apa yang dilakukan ustadz dalam menangani santri yang membawa handphone sehingga dapat mengakses media sosial di Pesantren Babussalam. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi nonpartisipan, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah 10 (sepuluh) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak penggunaan media sosial pada santri di Pesantren Babussalam cenderung negatif seperti tidak konsentrasi dan fokus dalam belajar, kelulusan dalam menghafal Al-Qur'an tidak mencapai target karena lalai, santri tidak terkontrol dalam mengakses berbagai aplikasi di media sosial seperti whatsapp, facebook, instagram yang terdapat berbagai macam berita negatif yang bersifat pornografi, pembullyan serta informasi lainnya yang dapat merusak moral. Sedangkan upaya yang dilakukan ustadz dalam menangani penggunaan media sosial pada santri di pesantren berupa pemberian motivasi, hadiah, pujian, bimbingan serta arahan agar santri tetap fokus dan tekun belajar sebagai upaya preventif, kemudian memberikan sanksi dengan kategori sanksi ringan dan sanksi berat sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan santri di pesantren sebagai upaya kuratif.