Penegakan hukum Terhadap Penyebar Foto Vulgar Di Media Sosial Disertai Dengan Pemerasan Dan Pengancaman (Suatu Penelitian Di Polresta Banda Aceh)

Kejahatan dapat dilakukan melalui media sosial, pesan singkat maupun
teknologi lain, kejadian seperti itu tidak serta merta terjadi, apabila kedua belah pihak menggunakan sebagaimana mestinya sosial media tersebut, salah satu di antaranya adalah kasus penyebaran foto vulgar, apabila kedua belah pihak menggunakan sebagaimana mestinya sosial media tersebut, sehingga menjadi permasalahan atau pelajaran bagaimana penegakan hukum terhadap pelaku. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apa saja faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemerasan menggunakan Vidio Call Sex? 2) Bagaimana penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana pemerasan melalui Vidio Call Saex? Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yang jenis metode yang di gunakan adalah wawancara (interview). Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa 1) Kejahatan pemerasan dan pengancaman melalui media sosial disebabkan perasaan cemburu. Serta penyebab lainnya adalah kepanikan dan kebingungan pelaku setelah memohon untuk kembali padanya dan meninggalkan selingkuhannya tetapi korban tidak mau sehingga hal itu mendorong pelaku tidak berfikir jernih untuk melakukan pengancaman menyebarkan foto tidak senonoh korban. Dikarenakan tidak ada tindakan atau reaksi yang diinginkan dari korban maka pelaku terus menerus mengancam. 2) Penegakan hukum terhadap tindak pidana pemerasan dan pengancaman ini dilakukan dengan upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana pemerasan dan pengancaman melalui media sosial, diantaranya dengan upaya represif, reprentif dan pre-emtif.