Metode Talaqqi Dalam Muraja’ah Hafalan Di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Fuad Seruway Aceh Tamiang

Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan yang terjadi yaitu: (i) beberapa santriwati memiliki bacaan yang bagus, namun kurang mengulang hafalan secara pribadi. (ii) beberapa santriwati kurang mencapai target yang diterapkan dalam masing-masing halaqoh yang memiliki target berbeda-beda sesuai dengan pengampu/ustazah. (iii) beberapa santriwati dituntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin secara pribadi. (iv) beberapa santriwati mudah bosan berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yang menjadi rumusan masalah adalah Bagaimana metode talaqqi yang diterapkan dalam muraja’ah hafalan Santriwati di Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Fuad Seruway Aceh Tamiang? Apa saja kendala yang dialami guru dalam menerapan metode talaqqi dalam muraja’ah hafalan di Pesantren Tahfidz Qur’an Al-Fuad Seruway Aceh Tamiang?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan subjek Koordinator Tahfidz, Pengajar Halaqoh Tahfidz, Santriwati, dan Kepala Madrasah. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, Observasi dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian yang penulis dapatkan proses pelaksanaan metode talaqqi dengan cara santri menghadap kepada ustazah pengampu untuk menyimak ayat Al-Qur’an yang akan dihafal kepada ustazah secara tartil, kemudian ustazah menyimak hafalan santri dengan teliti. Apabila bacaan santri terdapat kesalahan atau keliru maka ustazah akan memberikan kode seperti ketukan meja dan jika masih belum benar bacaan santri maka ustazah akan membenarkan bacaan ayat yang keliru sehingga di lafadzkan dengan baik dan benar. Dalam proses pelaksanaan metode talaqqi ini musyrif/ustazah pengampu halaqoh santriwati juga memiliki hambatan, karena sebagian santriwati jarang untuk mengulang secara pribadi sehingga hafalan yang sudah lama tidak dimuraja’ahkan terjadi banyak kelupaan sebagai musyrif/ustazah tetap terus mentalaqqi kan setiap bacaan, memberikan contoh bacaan yang baik dan benar serta menambah ilmu atau materi khusus untuk santriwati agar termotivasi mampu menjaga hafalan.