Nilai-Nilai Pendidikan Anti Korupsi dalam Surat An-Nisa’ Ayat 58

Korupsi adalah perbuatan dengan mengambil yang bukan haknya, artinya korupsi tersebut dapat disebut sebagai pencurian, dan pelakunya adalah pencuri. Namun mengapa korupsi tersebut tidak ditindak lanjut layaknya seorang pencuri oleh karena itu perlu adanya pendidikan anti korupsi untuk mengetahui penyebab dasar timbulnya korupsi, dalam hal ini pelaku korupsi adalah orang-orang yang memiliki latarbelakang pejabat, PNS dan sebagainya, tepatnya korupsi ini bisa disebut sebagai perilaku kriminal dengan kategori pencurian yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jabatan dan tanggung jawab terhadap negara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengertian nilai-nilai pendidikan anti korupsi, dan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan anti korupsi dalam surah An-Nisa ayat 58. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan/ library research maksudnya mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan objek penelitian yang disebut dengan pengumpulan data bersifat kepustakaan. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan, oleh karena itu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data secara literer yaitu bahan-bahan pustaka koheren dengan objek pembahasan, kemudian data di olah dengan editing, organizing dan kaedah-kaedah, teori atau metode yang ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah kemudian di analisa. Hasil penelitian, (1) Pendidikan anti korupsi dalam AlQur’an surat an-Nisa’ ayat 58 memberikan perhatian kepada manusia untuk salingmenjalankan amanat dan berbuat adil dalam menetapkan hukum kemaslahatan manusia. Seorang mukmin tidak diperkenankan berlaku curang, bohong dan khianat. (2) Nilai-nilai ini mengingatkan manusia agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa. Menjalankan amanat dan berbuat adil ditujukan pada manusia secara keseluruhan tanpa membedakan agama, ras atau keturunan. Di dalam menjalankan amanat harus serahkan kepada orang yang berhak menerimanya. Terlebih pada seorang pejabat negara mereka mendapat amanat dari rakyat untuk menjadi seorang pemimpin yang jujur, adil dan tidak korupsi sehingga rakyat dapat hidup sejahtera dan penuh kedamaian, karena dampak dari korupsi sangatlah menyengsarakan orang lain.