Pergeseran Nilai Budaya Mee Bu Di Kalangan Masyarakat Aceh Besar (Studi Kasus Di Gampong Reukih Dayah Kecamatan Indrapuri)

Mee Bu merupakan suatu perilaku adat Aceh dalam hubungan menyambut masa-masa kehamilan menantu dalam perkawinan yang sah. Dulu adat Mee Bu amat menonjol dan bermakna penting. Seiring berjalannya waktu dan zaman semakin maju. Pelaksanaan Mee Bu mengalami perubahan, dimana seharusnya Mee Bu dibawakan oleh pihak Ibu Mertua kepada menantu perempuan yang sedang hamil tua, akan tetapi sudah tergantikan dengan pemberiaan uang belanja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pelaksanaan Mee Bu pada masa dulu dan sekarang, faktor penyebab terjadinya pergeseran pelaksanaan Mee Bu serta dampak yang di timbulkan akibat terjadinya pergeseran Mee Bu di kalangan masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu studi yang menggambarkan dan menganalisis kejadian, peristiwa, sikap, persepsi, dan pemikiran orang secara individu atau kelompok. Teknik pengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pergeseran pelaksanaan Mee Bu di sebabkan oleh faktor internal dari dalam masyarakat itu sendiri, yang menginginkan terjadinya pergeseran. Masyarakat berkeinginan melakukan hal praktis dan instan di dalam pelaksanaan Mee Bu. Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat merasa tidak puas lagi pada suatu kebiasaan yang dilakukan, karena ada faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti dari faktor yang lama itu. Akibat dari terjadinya perubahan memberikan dampak positif ke pada mertuanya, karena semenjak adanya perubahan pelaksanaan Mee Bu, Ibu mertua sudah tidak di repotkan lagi dalam memasak segala macam makanan untuk acara Mee Bu. karena segala jenis makanan sudah dipersiapkan oleh pihak menantunya. dan dampak negatif pada kedekatan antara mertua dengan menantunya, karena pada pelaksanaan dulu mertua sangat berperan penting dalam pelaksanaan Mee Bu.