Peran Taman Kreasi Aceh Dalam Pengembangan Religiusitas Anak Jalanan (Studi Kasus Terminal Keudah Kota Banda Aceh)

Skripsi ini berjudul Peran Taman Kreasi Aceh Dalam Pengembangan Religiusitas Anak Jalanan (Studi Kasus Terminal Keudah Kota Banda Aceh). Masalah yang akan dijawab pada penelitian ini adalah, bagaimana sejarah latar belakang berdirinya Taman Kreasi Aceh, bagaimana Organisasi Taman Kreasi Aceh dalam mengembangkan religiusitas anak jalanan, apa tantangan yang mereka hadapi dalam menyediakan layanan pendidikan Agama bagi anak jalanan di Banda Aceh.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah dan apa yang melatar belakangi berdirinya Organisasi Taman Kreasi Aceh, untuk mengetahui bagaimana Organisasi Taman Kreasi Aceh dalam mengembangkan religiusitas anak jalanan, dan untuk mengetahui apa saja tantangan yang mereka hadapi dalam menyediakan layanan pendidikan agama bagi anak jalanan di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif di mana penulis secara menyeluruh terhadap fakta yang terdapat di lapangan sesuai dengan fokus permasalahan memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama yang melatarbelakangi berdirinya Organisasi Taman Kreasi Aceh ini adalah karena melihat keadaan dan kondisi anak jalanan yang kurang mendapat perhatian khusus dari keluarga, maupun masyarakat yang berada di sekitaran lingkungan terminal. Kedua cara Organisasi Taman Kreasi Aceh dalam mendidik religiusitas anak jalanan dengan cara mengajarkan mereka tentang ajaran-ajaran agama islam seperti mengajarkan membaca iqra’ menghafal surah-surah pendek, bacaan sholat dan ajaran-ajaran agama yang lainnya, dan membiasakan anak-anak jalanan bersifat sopan santun baik terhadap orang tua maupun terhadap sesama. Ketiga tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan religiusitas anak jalanan, di antaranya kurangnya dukungan dari pemerintah, kurangnya fasilitas dalam menjalani program pendidikan, belum memiliki pengurus dan tenaga pengajar yang tetap, serta belum memiliki infrastruktur dalam proses belajar anak.