Patologi Sosial dan Kekerasan Seksual: Dari Distorsi Realitas di Ruang Domestik Menuju Kekerasan Fisik di Ruang Publik

Pelaku kekerasan, pelecehan dan kejahatan seksual adalah individu yang gagal dan tidak mampu menghinda dari distorsi komunikasi dan informasi yang bergentayangan di sosial media tanpa kontrol. Di sisi lain, dengan dunia yang semakin permisif dan obsesif dengan hedonisme dan vanity tanpa menggunakan etika yang mampu mengayomi semua masyarakat, jebakan kekerasan seksual di ranah publik sebenarnya sudah lama dimulai di rumah-rumah kita, di diri kita, di keluarga kita, sebelum muncul ke ranah khalayak seperti sekarang. Kekerasan di ranah publik termasuk kekerasan seksual sebenarnya sudah dimulai dan sudah lama terjadi di ranah domestik/ruang privat melalui distorsi informasi yang tersistem di media. Proses ini berlangsung secara gradual namun eksponensial dan ini harus segera disadari dan dicarikan solusi bersama-sama. Permasalahan ini akan terus berkembangan secara perlahan, berkelanjutan dan semakin membahayakan, dikarenakan kita tidak menyadarinya dalam waktu dekat. Ibarat pertumbuhan populasi, maka demikian juga distorsi komunikasi tersistem di media, dan dampak kekerasan seksual implisit yang dibawanya dalam konten. Meski tidak semua konten juga terkena imbas distorsi realitas dari konsep vanity dan hedonisme, maupun akibat pelampiasan kekecewaan karena ketidakmamapuan, atau bahkan dari sikap negative terhadap diri sendiri dan orang lain, sesuatu harus dilakukan. Kekerasan seksual sekarang ibaratnya kondisi pandemik, dan suatu saat akan menjadi endemik. Kita akan hidup dan terbiasa dengannya. Kalau tidak melakukan sesuatu maka sistem sosial dipastikan terjadi disfungsi dan lumpuh, sehingga hanya yang punya proteksi individu dan preventif aksi dari keluarga kuat yang mampu bertahan ke depan.