Peninggalan Bungker Jepang Sebagai Cagar Budaya di Situs Sejarah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan

Farhan Aufa, 170501070 (2022) Peninggalan Bungker Jepang Sebagai Cagar Budaya di Situs Sejarah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan. Other thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

[thumbnail of Peninggalan Bungker Jepang Sebagai Cagar budaya di Situs Sejarah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan] Text (Peninggalan Bungker Jepang Sebagai Cagar budaya di Situs Sejarah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan)
Farhan Aufa, 170501070, FAH, SKI.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Peninggalan Bungker Jepang Sebagai Cagar budaya di Situs Sejarah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan”. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah: 1) untuk mengatahui sejarah Bungker Jepang di Tapaktuan. 2) untuk mengetahui keadaan dan fungsi Bungker Jepang saat ini di Tapaktuan. 3) untuk mengetahui kebijakan dan kepedulian pemerintah Aceh Selatan terhadap situs cagar budaya Jepang di Tapaktuan. Penelitian ini menggunakan metode arkeologi dengan langkah-langkahnya yaitu data lapanggan, data perpustakaan dan wawancara serta penulis melakukan analisis data yaitu dengan teknik analisis morfologi, Analisis jejak pakai, analisis teknologi dan analisis kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya tiga bunker di Kabupaten Tapaktuan yang masih dapat ditemukan hingga saat ini, yakni di Gampong Pasar, Gampong Hilir, dan Gampong Lhok Ketapang. Pasalnya, salah satu bungker yang ada di Kabupaten Tapaktuan, khususnya di Jalan Merdeka ini telah dibongkar dan dibangun gedung Taman Kanak-kanak di atasnya tanpa meninggalkan bukti atau bekas keberadaan bungker tersebut. Adapun Keadaan bungker di setipa gampong tersebut ialah pertama, bungke di Gampong Pasar, bangunan bungkernya sebagian yang sudah tertimbun oleh tanah. Dari luar bungker telihat lumut yang sudah menutupi bangunan tersebut, sehingga warna asli dari bungker tidak telihat lagi dan kenopi jendela sebelah kiri (dari pintu masukknya bungker) terlihat sudah patah atau runntuh. Sedangkan bagian dalam bungker digenangi oleh air banjir, sehingga telihat dinding bungker yang sudah lembap dan koto. Kedua, bangunan bungker Jepang di Gampong Hilir. Dikarenakan bungker ini telah dijadikan dapur rumahanya oleh seorang warga, maka dari itu keadaan atau kondisi bungkernya terjaga dari lumut dan kerusakan lainnya, hanya saja bagian pintu bungker sudah digabungkan dengan bangunan rumah warga tesebut. Ketiga, bungker di Gampong Ketapang tidak terawat, dikarenakan telah dijadikan sebagai tempat ternak ungkas yaitu ayam dan itik. Kebijakan dan kepedulian pemerintah Aceh Selatan terhadap bunker Jepang. sampai saat ini ketiga tersebuttidak ada perhatian dari pemerintah, baik itu perawatan maupun pelindungan terhadap bungker tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu ynag pertama, tidak adanya keperdulian pemerintah tehadap bungker tesebut, hal ini merupakan bentuk rasa sakit hati masyarakat terhadap pihak Jepang yang telah menjajah wilayah Aceh, terkhususnya Aceh Selatan. Faktor kedua ialah pemerintah kurang akan pentingnya sebuah peninggalan sejarah, faktor ketiga ialah dengan keberadaan kedua bungker tersebut berada di lingkungan pemukiman warga yang padat.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 900 Geography and History > 908 Sejarah yang berkaitan dengan jenis orang
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Farhan Aufa Farhan
Date Deposited: 01 Mar 2023 03:06
Last Modified: 01 Mar 2023 03:06
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/27210

Actions (login required)

View Item
View Item