Komunikasi Persuasif Penyuluh Kesehatan Dengan Orang Tua Dalam Menyukseskan Program Vaksin Anak Di Aceh Singkil.

Selama terjadi pandemi covid di Indonesia dari awal tahun 2020 pemerintah dengan berbagai upaya untuk dapat mengurangi laju penyebaran virus covid-19, salah satu dengan pemberian vaksin. Pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penangan bencana dan dibantu Dinas Kesehatan yang dilaksankan oleh penyuluh kesehatan menjadi komunikator yang bertanggung jawab terhadap informasi bidang kesehatan. kenyataannya vaksin mendapatkan respon pro dan kontra dari masyarakat. Salah satu sasaran vaksin adalah anak umur 6-11 tahun, namun terdapat dari sebagain orang tua yang pro dan kontra terhadap vaksin anak. Tujaun penelitian ini membahas tentang strategi komunikasi persuasif Penyuluh Kesehatan terhadap orang tua dalam menyukseskan program vaksin anak di Aceh Singkil dan hambatan penyuluh kesehatan dalam menyukseskan program vaksin anak di Aceh Singkil. Jenis Penelitian adalah deskriptif kualitatif dan teori yang digunakan ialah Difusi Inovasi yang dikemukakan oleh Evert M. Rogers. Metode penelitian meliputi terdiri dari pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. kemudian penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi persuasif yang dilakukan penyuluh kesehatan terhadap orang tua adalah dengan melakukan komunikasi dengan media online dan cetak, membentuk juru bicara vaksin anak, mengadakan kerjasama dengan aparatur pemerintah lainnya, merangkul para pemuka agama dan perangkat desa. Hambatan komunikasi persuasif penyuluh kesehatan dalam menyukseskan program vaksin anak di Aceh Singkil adalah banyak nya informasi hoax dan adanya penolakan dari orang tua. Berdasarkan peelitian penulis memberikan saran kepada pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan melalui penyuluh kesehatan agar meningkatkan pengetahuan mengenai bidang kesehatan kepada masyarakat. Bagi masyarakat agar selalu bijak dalam menyaring infromasi