Uji Toksisitik Daun Bakau Kurap (Rhizophora Mucronata) Yang Diekstrak Menggunakan Pelarut Berbeda Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

Bakau Kurap (Rhizophora mucronata) memiliki potensi sebagai antibakteri, anti jamur dan antivirus. Pengujian sitotoksik perlu dilakukan dalam rangka memprediksi sifat toksik yang terkandung dalam senyawa tumbuhan baik terhadap material biologik maupun nonbiologik. Pengujian sitotoksik daun Bakau Kurap (Rhizopora mucronata) menggunakan metode Brine Shrimpt Lethality Test (BSLT) hanya terbatas pada pelarut polar yaitu methanol dan etanol. Komparasi toksisitas ekstraks daun Bakau Kurap (Rhizopora mucronata) dengan menggunakan pelarut berbeda lainnya seperti etanol (polar), etil asetat (semi polar) dan n-heksana (non polar) masih belum diuji dan apa saja senyawa yang terdapat didalam pelarut yang memiliki nilai LC50 yang paling tinggi. Nilai LC50 pada pengujian toksisitik daun Bakau Kurap (Rhizophora mucronata) menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dari ekstrak etanol sebanyak 402.450 ppm, etil asetat 230.977 ppm dan n heksana 180.310 ppm, ketiga ekstrak tersebut bersifat toksik. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam pelarut yang memilki nilai LC50 yang paling tinggi adalah Terpenoid, Alkaloid, Keton, fenol, minyak terpentin, minyak atsiri, lemak tak jenuh dan zat kapur.