Perbedaan Makna Dasar Dan Penempatan Konteks Lafaz Ilāh Dan Rabb Di Dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalamullah yang memiliki keindahan dari berbagai aspek. Salah satu dari keunikan tarsebut adanya beberapa lafaz yang berbeda namun sekilas memiliki makna yang sama (taradduf). Banyak yang mengira bahwa lafaz taradduf itu adalah lafaz yang sama maknanya seperti lafaz ilāh dan rabb yang bermakna Tuhan. jika setiap makna ilāh dan rabb difahami dengan makna Tuhan, maka akan terjadi kesalah fahaman dalam memahami Tuhan (Allah) sendiri. Karena ilāh dan rabb dalam konteks yang tertentu bisa bermakna Raja, Pendidik, Orang ‘Alim dan lain sebagainya. Karena itu peneliti merumuskan apa makna dasar dan bagaimana konteks penempatan lafaz ilāh dan rabb. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kajian Pustaka (Library Research) yang sumber pokok (data primer) dari kajian ini adalah kitab suci Al-Qur’an dan dibantu juga dengan kitab-kitab tafsir, buku, dan karya ilmiah lainnya sebagai sumber pembantu (data sekunder). Dari hasil penelitian yang sudah diteliti, didapati perbedaan makna dan konteks penempatan dari kedua kata di atas. Makna dasar kata ilāh adalah Sesembahan. Konteks penggunaannya kembali kepada siapa yang menggunakan kata tersebut, apabila kata tersebut digunakan oleh umat muslim maka maksud dan tujuannya kepada Allah Swt. Apabila penggunaannya oleh orang kafir maka maksud dan tujuannya kepada apa yang mereka sembah. Kata rabb memiliki makna Tuhan, Raja, Pendidik, Pemilik dan Orang ‘Alim. Konteks penempatan dari makna rabb ini juga tergantung kepada pembahasan dari penggunaan lafaz tersebut. Kata rabb bermakna pendidikan apabila konteks pembahasannya tentang pendidikan dan bermakna raja apabila konteksnya tentang penguasaan.