Kebutuhan Conjugal Visit Bagi Narapidana Menurut Hukum Islam (Studi Pada Lapas Kelas II A Banda Aceh)

Kebutuhan Conjugal Visit bagi narapidana merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah guna menghindari terjadinya penyimpangan seksual. Sampai saat ini Lapas Kelas II A Banda Aceh belum menerapkan kebijakan Conjugal Visit bagi narapidana, padahal kebijakan Conjugal Visit merupakan hak bagi narapidana dilihat dari kontekstualitas Hak Asasi Manusia, yaitu hak atas masalah pribadi dan keluarga, hak atas perlakuan manusiawi dan hak atas kesehatan dan hidup yang layak. Sehingga ada tiga rumusan masalah dalam penelitian ini, pertama: apakah Conjugal Visit merupakan bagian dari hak narapidana yang berlaku di Lapas Kelas II A Banda Aceh, kedua: bagaimanakah tanggapan narapidana di Lapas Kelas II A Banda Aceh tentang Conjugal Visit, ketiga: bagaimanakah tinjauan kemaslahatan terhadap Conjugal Visit bagi narapidana di Lapas Kelas II A Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian hukum empiris dan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah narapidana yang sudah menikah membutuhkan hak dalam pemenuhan kebutuhan biologis yang diimplementasikan dalam bentuk Conjugal Visit untuk mempertahankan kesehatan mental maupun fisik serta mencegah perilaku penyimpangan seksual dan mempertahankan heteroseksualitasnya sebagai seorang manusia, namun pada kenyataannya Lapas Kelas II A Banda Aceh belum mampu menerapkan kebijakan tersebut. Dalam hukum Islam Conjugal Visit bagi Narapidana di Lapas Kelas II A Banda Aceh adalah bagian dari usaha untuk menciptakan kemaslahatan. Sebagaimana bunyi dari kaidah fikih “Ketetapan atau kebijakan pemerintah dibangun dengan pertimbangan kemaslahatan”. Kebijakan Conjugal Visit dapat memberikan banyak manfaat bagi Narapidana salah satunya adalah memelihara jiwa dan keturunan.