Penerapan Praktik Ibadah Shalat Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Rungu Di Yayasan Bukesra Banda Aceh

Penerapan praktik ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu di Yayasan Bukesra Banda Aceh dilakukan untuk membimbing dan meningkatkan pemahaman tentang ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu. Permasalahan dalam membimbing dan meningkatkan pemahaman penerapan praktik ibadah shalat tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus tuna rungu. Oleh karena itu kajian ini bertujuan untuk mengetahui pola penerapan praktik ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu, efektifitas penerapan praktik ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan praktik ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Subjek dari penelitian ini terdiri dari pihak Yayasan Bukesra, ketua yayasan, pengurus, tenaga pengajar/ustadz/ah dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pola penerapan praktik ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus di Yayasan Bukesra Banda Aceh sesuai dengan keistimewaan yang dimiliki anak tuna rungu yaitu dengan menggunakan komunikasi satu arah dan penggunaan bahasa nonverbal (isyarat), media gambar dan menggunakan peragaan maupun praktik. Efektifitas penerapan ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu di Yayasan Bukesra Banda Aceh didukung oleh program keagamaan yakni Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang diadakan oleh yayasan guna meningkatkan kepahaman tentang keagamaan yaitu terkait praktik ibadah shalat. Tantangan yang dihadapi dalam penerapan praktik ibadah shalat pada anak berkebutuhan khusus tuna rungu di Yayasan Bukesra Banda Aceh berupa tantangan dalam berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus tuna rungu, memahami karakter anak tuna rungu, kurangnya media pendukung seperti kamus isyarat yang belum ada saat proses penerapan praktik ibadah shalat, kurangnya dana anggaran sebagai sarana pendukung berjalannya program dan minimnya sumber daya manusia pengajar/ustadz/ah. Proses evaluasi juga menjadi satu tantangan yang harus dihadapi dimana pihak ustadz/ah akan mengulang atau mengubah pola penerapan praktik ibadah shalat yang lebih mudah dipahami jika pola sebelumnya masih kurang dipahami oleh anak berkebutuhan khusus tuna rungu.