Menakar Moderasi Beragama Di Negeri Syariat: Telaah Implementasi Kebijakan Moderasi Beragama Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Aceh

Penelitian ini mendeskripsikan implementasi moderasi beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Aceh. Moderasi beragama menjadi wacana dan kebijakan yang menguat di Kementerian Agama, termasuk PTKIN sebagai bagian dari Kementerian Agama. Hal ini ditandai dengan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam tanggal 29 Oktober 2019 kepada seluruh Rektor dan Ketua PTKIN agar mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Moderasi Beragama sebagai pusat edukasi, pendampingan, pengaduan, dan penguatan wacana serta gerakan moderasi beragama di PTKIN. Penelitian ini difokuskan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu: bagaimana rumusan kebijakan moderasi beragama di PTKIN Aceh, bagaimana implementasi kebijakan moderasi bergama di PTKIN Aceh, dan bagaimana model alternatif implementasi kebijakan moderasi beragama di PTKIN Aceh. Penelitian dilakukan pada empat lokasi PTKIN, yaitu UIN Ar-Raniry, IAIN Lhokseumawe, IAIN Takengon, dan STAIN Meulaboh dengan metode pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumusan kebijakan implementasi moderasi beragama memiliki kekuatan dengan terintegrasinya moderasi beragama dalam RPJMN. Desain kebijakan juga telah disusun dengan baik, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat kesenjangan waktu antara satu tahap kebijakan dengan kebijakan berikutnya. Anggaran implementasi dibebankan kepada institusi masing-masing. Kedua, pelaksanaan implementasi telah mulai berjalan di PTKIN Aceh. Pada umumnya, Rumah Moderasi Beragama sudah berdiri meskipun terlambat dan belum aktif karena berbagai kendala. Namun demikian, sosialisasi narasi telah berjalan walau tidak dilaksanakan oleh Rumah Moderasi Beragama. Terdapat empat bentuk sosialiasi narasi moderasi beragama, yaitu seminar, workshop, studium general, dan forum kajian terjadwal. Kendala yang dihadapi lebih mengacu pada pembiayaan kegiatan yang semakin sulit akibat refocusing yang sudah beberapa tahap. Ketiga, sebagai alternatif model implementasi, ruang digital dan penggalian keteladanan dan ucapan tokoh-tokoh ulama yang memuat sikap moderasi beragama perlu disiapkan untuk menjadi konten dan meme yang dapat dipopulerkan dan diviralkan