Khuluk : Hak Mutlak Istri Dalam Memutuskan Perkawinan

Khuluk adalah putusnya perkawinan yang datangnya dari istri dengan ganti rugi dan dengan menggunakan lafazh khuluk atau lafazh semakna dengannya sebagai upaya pelepasan ikatan perkawinan dengan tebusan dari istri terhadap suaminya. Khuluk merupakan salah satu cara atau apaya yang dilakukan untuk memutuskan ikatan perkawinan, cara lain untuk memutuskan ikatan perkawinan adalah dengan thalak atau juga fasakh. Sedangkan sebab-sebab dari perceraian adalah karena ila’, lian, zhihar, nusyu dan lain-lain.
Para ulama berpendapat kalau suami mempunyai hak muthlak dalam memutuskan perkawinan, artinya suami boleh mentalak istrinya kapanpun dan dalam keadaan apapun, tidak diperlukan adanya sebab dan proses dan talak yang dijatuhkan tersebut adalah sah. Sedangkan istri sebaliknya tidak mempunyai hak sama sekali dalam memutuskan ikatan perkawinan. Kalaupun mereka mempunyai hak maka hak mereka adalah sebatas memohon untuk diceraikan oleh suami, ini dalam pembahasan hukum perkawinan di Indonesia dinamakan dengan fasakh.
Upaya yang dilakukan penulis dalam buku ini adalah untuk melihat dan mengkaji pesan dalil nash (al-Qur’an dan Hadis) tentang perimbangan hak antara laki-laki dan perempuan dalam putusnya perkawinan. Setelah penulis lakukan pengkajian maka ditemukan bahwa kalau talak adalah hak suami dalam memutuskan perkawinan maka fasakh adalah hak muthlak istri dlam memutuskan perkawinan. Ada seorang perempuan mengadu kepada Rasulullah atas keinginannya melepaskan ikatan perkawinan dengan suaminya. Hadis ini dijadikan dasar bahwa khuluk adalah sebagai hak isni sistif dari istri dalam melepaskan ikatan perkawinan.