Sikap dan Perilaku Keberagamaan Masyarakat Kemukiman Tungkop Pada Masa Pandemi Covid-19 Ditinjau dari Perspektif Fikih

Sikap dan perilaku keberagamaan masyarakat kemukiman Tungkop mengalami perubahan dan pergeseran selama terjadinya covid-19. Salah satu indikasi terjadinya perubahan sikap dan perilaku keberagamaan dapat dilihat dari menurunnya jumlah jama’ah sahalat berjama’ah di mesjid. Berbagai alasan yang mereka kemukakan seperti menghindari dari berjangkitnya covid(takut berjangkitnya covid-19), dan sebagian kecil karena sudah terindeksi virus melakukan isolasi mandiri agar tidak berjangkit kepada jama’ah lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap dan perilaku keberagamaan masyarakat Tungkop terutama berkaitan dengan melakukan sholat berjama’ah di masjid selama masa pandemic covid-19, sikap
masyarakat terhadap pengajian anak-anak di balei pengajian dan sikap dan perilaku keberagamaan masyarakat Tungkop hubungannya dengan pemahaman ilmu agama atau
khususnya pemahaman kepada kitab fikih. penelitian ini merupakan penelitian sosiologis. Secara metodologis, penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian lapangan (field research).Adapun tehnik pengumpulan data di lapangan dilakukan dilakkukan dengan cara telaah dokumentasi, dan wawacara. Hasil penelitian mengungkapkan selama merebaknya virus covid19, sudah terjadi pergeseran dan perubahan sikap dan perilaku masyarakat terutama sekali berkaitan dengan perilaku dalam menjalankan ajaran agama seperti shalat berjama’ah di mesjid. Pada umumnya masyarakat tidak melakukan shalat berjam’ah di mesjid karena alasan
covid-19. Demikian pula terjadinya perubahan sikap dan perilaku terhadap keberlangsungan pengajian anak-anak di tempat-tempat pengajian, pada umumnya orang tua tidak
mengantarkan anak ke pengajian karena alasan covid, hanya sebagian kecil yang mengantarkannya. Perobahan sikap dan perilaku keberagamaan masyarakat kemukiman Tungkop di saat pandemi ini tidak ada hubungannya dengan tingkat pemahaman terhadap ilmu agama khususnya fikih. Mengindar dari mesjid bukan karena alasan memahami fikih.
Kata Kunci: Perilaku, Keberagamaan, Pandemi covid-19