'Asabiyyah (Solidaritas Golongan) dalam Perspektif Ibn Khaldun

Ibn Khaldun adalah pakar sejarah dan kemasyarakatan yang tak terdandingi di masanya. Ia hidup di zaman pertengahan,dimana saat itu sedang terjadi kemunduran dalam berbagai lini kehidupan. Sekalipun hidup dalam kondisi demikian, ia telah melahirkan banyak ide yang sangat cemerlang, diantaranya adalah teorinya tentang ‘asabiyyah. Jika dikaitkan dengan siklus jatuh bangungnya sebuah kekuasaan, maka ‘asabiyya yang dipahami sebagai ikatan kesukuan ketika itu, memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam siklus tersebut. Berhubung masalah kekuasaan merupakan wacana yang senangtiasa menarik untuk dibicaraakan hingga saat ini, terlebih apabila disinggung dengan ‘asabiyyah, maka menjadikan buku ini sangat signifikan untuk dikaji.’Asabiyyah yang dimaksud Ibn Khaldun adalah ikatan sosial- psikologi, berupa emosional atau non emosional yang mengikat pribadi anggota suatu kelompok yang didasari pada kekerabatan dengan ikatan terus menerus serta muncul ketika menghadapi bahaya yang mengancam pribadi anggota atau kelompok tersebut. Peran sosial yang diemban asabiyyah adalah menumbuhkan solidaritas dan kekuatan dalam jiwa kelompoknya, serta mempersatukan berbagai ‘asabiyyah yang bertentangan sehingga menjadi satu kelompok besar dan bersatu. Namun, secara politis perannya tidak sebatas itu, melainkan adalah menumbuhkan solidaritas untuk meraih kekuasaan. Kekuatan ‘asabiyyah yang terdapat pada suatu kelompok ‘asabiyyah menurut Ibn Khaldun akan memberi pengaruh besar bagi sebuah kekuasaan . Namun, ketika sebuah kekuasaan mengabaikan pengaruh ‘asabiyyah ini, maka ketika itu pula kehancuran kekuasaan akan tiba.