Peran Pasar Tradisional Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Pasar Ulee Kareng di Kota Banda Aceh)

Salah satu tempat yang bisa digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun kebutuhan sandang yaitu di pasar tradisional. Selain guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, pasar tradisional juga memberikan manfaat yang besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar, terutama bagi pedagang. Di Indonesia peranan pasar tradisional sangat penting karena merupakan wadah yang secara langsung dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak terutama para petani termasuk nelayan untuk menjual hasil-hasil bumi serta pemilik/pengusaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Secara tidak langsung, keberadaan pasar tradisional akan memberi kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesempatan kerja, pendapatan rata-rata masyarakat dan penurunan tingkat kemiskinan. Penelitian ini bersifat kualitatif, jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif (descriptif research) dimana informan yang diwawancarai sebanyak 12 orang dan resondennya sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pasar tradisional Ulee Kareng sangatlah berperan dalam meningkatkan kesejahteran pedagang. Dengan adanya pasar Ulee Kareng maka dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Jika diukur dari indikator kesejahteraan yaitu pendapatan, pendidikan, kesehatan serta perumahan masyarakat maka diperoleh peran pasar tradisional Ulee Kareng mampu meningkatkan pendapatan pedagang dan menjadi landasan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan maupun perumahan yang layak untuk pedagang. (2) Tinjauan ekonomi Islam terhadap peran pasar tradisional Ulee Kareng bisa kita lihat dari kemaslahatan pedagangnya, adanya pasar tradisional Ulee Kareng sangat membantu mereka terlebih maslahah yang mereka rasakan. Dengan adanya pendapatan yang mereka peroleh, mereka mampu meningkatkan kesejahteraan, walaupun hanya sampai pada pemenuhan kebutuhan Dharuriyyah dan Hajiyah sedangkan Tahsiniyah ada pedagang yang belum mampu memenuhinya. Jika dilihat dari pemenuhan kebutuhan Dharuriyyah menggunakan prinsip Maqasid Syariah maka kelima prinsip tersebut terpenuhinya seperti dalam hal pemeliharaan agama (Ad-dien), pemeliharaan keturunan (An-nasl), pemeliharaan jiwa (An-nafs), pemeliharaan akal (Al-aql), dan pemeliharaan harta (Al-maal).