Analisis Pandangan Multikulturalisme Di Dayah Modern Babul Maghfirah Dan Dayah Tradisional Nidaul Fata

Risky Almustana Imanullah, 180801013 (2022) Analisis Pandangan Multikulturalisme Di Dayah Modern Babul Maghfirah Dan Dayah Tradisional Nidaul Fata. Masters thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Dayah Tradisional] Text (Dayah Tradisional)
Risky Almustana Imanullah, 180801013, FISIP, IP, 085206636471.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)

Abstract

Dewasa ini dayah terbagi menjadi dayah tradisional dan modern. Dayah tradisional melaksanakan pembelajaran dengan bentuk pengajian kitab kuning, sedangkan dayah modern menambah kurikulum sekolah. Sistem pendidikan yang berbeda mungkin menghasilkan perbedaan pula pada pola pemikiran generasi yang dilahirkan dalam melihat aliran pemikiran islam yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pandangan Multikulturalisme Dayah Babul Maghfirah dengan Dayah Nidaul Fata serta mengetahui pendidikan multikultural pada kedua dayah tersebut. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbandingan pandangan umum multikulturalisme di Dayah Nidaul Fata merujuk pada pandangan Dayah Tradisional yang melihat keberagaman secara Rahmatan lila’lamin, namun tetap mengutamakan prinsip mayoritas beraqidah Ahlussunah Wal Jama’ah, sehingga aliran pemikiran islam minoritas tidak perlu menonjolkan diri, sedangkan Dayah Modern Babul Maghfirah menghargai segala perbedaan namun tetap harus dipelajari sehingga tidak menghakimi sepihak. Dalam pandangan Dayah Tradisional, kebijakan Pemerintah Aceh berupa Qanun Aceh No. 8 Tahun 2014 tentang Pokok-pokok Syariat Islam mengancam pandangan Multikulturalisme karena otoritas pimpinan dayah yang memiliki massa, baik santri maupun masyarakat mampu digerakkan dalam menolak aliran pemikiran islam yang lain. Pendidikan multikulturalisme yang diterapkan dayah modern pada konten integrasi multikulturalisme pada kurikulum sekolah, sehingga para santri di dayah modern akan menerima tambahan tentang toleransi dari pelajaran Kewarganegaraan. Kontruksi pengetahuan pada dayah modern tentang multikulturalisme lebih kepada menghormati etnis, hal ini ditandai dengan adanya penegasan belajar harus memakai bahasa Indonesia, sedangkan pada Dayah Tradisional kontruksi pengetahuan dipengaruhi oleh pengajaran kitab kuning dan sanad keilmuan. Pengurangan prasangka keduanya sama-sama membangun pendidikan dengan tuntutan harus adil dalam menilai, tidak langsung menghakimi keberagaman. Budaya sekolah antara dayah modern dan dayah tradisional pada dasarnya sama, namun dibedakan oleh kurikulum dan sistem pengajaran.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan > S1 Ilmu Politik
Depositing User: Risky Almustana Imanullah Risky
Date Deposited: 16 May 2023 02:30
Last Modified: 16 May 2023 02:30
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/28952

Actions (login required)

View Item
View Item