Penerapan Restorative Justice Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencurian di Polresta Banda Aceh (Analisis Perspektif Hukum Islam)

Suci Handayani, 180106023 (2022) Penerapan Restorative Justice Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencurian di Polresta Banda Aceh (Analisis Perspektif Hukum Islam). Masters thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Penerapan Restorative Justice Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencurian di Polresta Banda Aceh] Text (Penerapan Restorative Justice Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencurian di Polresta Banda Aceh)
Suci Handayani, 180106023, FSH, IH, 0895411455559.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (14MB)

Abstract

Dibentuknya UU SPPA sebagaimna dinyatakan agar terwujudnya peradilan yang benar-benar menjamin perlindungan kepentingan terbaik bagi anak yang berhadapan dengan hukum, adapun subtansi yang paling mendasar dalam ketentuan ini adalah pengaturan secara tegas mengenai penerapan restorative justice. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab 3 (tiga) pertanyaan, yaitu: 1) Bagaimana penerapan restorative justice terhadap anak pelaku tindak pidana pencurian? 2) Apa saja hambatan dalam penerapan restorative justice terhadap anak pelaku tindak pidana pencurian? 3) Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap penerapan restorative justice bagi anak pelaku tindak pidana pencurian? Penelitian ini menggunakan metode Yuridis Empiris. Penelitian lapangan digunakan untuk memperoleh data melalui wawancara. Hasil penelitian ditemukan bahwa: 1) Penerapan restorative justice dalam penanganan tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh pihak di Polresta Banda Aceh belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, hal ini mendasar pada konsep pemahaman anak yang berhadapan dengan hukum dan syarat akan dilakukannya diversi oleh pihak kepolisian Polresta Banda Aceh berbeda dengan ketentuan UU SPPA. 2) Hambatan yang dihadapi oleh penyidik Polresta Banda Aceh dalam menerapkan restorative justice yaitu; pihak keluarga korban tidak mau berdamai, tidak adanya itikad baik dari pihak pelaku, pihak korban meminta ganti rugi yang tidak relevan dan tidak masuk akal, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya restorative justice. 3) Penerapan restorative justice terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian di Polresta Banda Aceh sudah sesuai dengan hukum Islam. Dalam konsep hukum Islam anak sebagai pelaku tindak pidana tidak dapat dibebani hukum. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad Saw, yaitu Riwayat HR. Abu Dawud, Al-Tarmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Namun upaya damai tetap dianjurkan untuk menghilangkan rasa benci dan permusuhan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Ilmu Hukum
Depositing User: Suci Handayani Suci
Date Deposited: 24 May 2023 08:04
Last Modified: 24 May 2023 08:04
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/29236

Actions (login required)

View Item
View Item