Hukum Asuransi Kendaraan dalam Pandangan Muḥammad Bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn

Hafizh Ghiffari, 170102049 (2023) Hukum Asuransi Kendaraan dalam Pandangan Muḥammad Bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn. Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Hukum Asuransi	Kendaraan	dalam Pandangan Muḥammad Bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn] Text (Hukum Asuransi Kendaraan dalam Pandangan Muḥammad Bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn)
Hafizh Ghiffari, 170102049, FSH, HES, 085297789116.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB)

Abstract

Hukum asuransi kendaraan masih didialogkan oleh para ulama, meskpun posisi dan keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pengguna kendaraan. Penelitian ini hendak menganalisis pendapat Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn terkait hukum asuransi kendaraan. Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana argumentasi hukum Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn di dalam menetapkan hukum asuransi kendaraan, dalil dan metode istinbath yang ia gunakan, dan bagaimana relevansi pemikiran Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn tentang asuransi kendaraan dalam konteks kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual, jenis penelitian yaitu penelitian hukum/yuridis normatif. Sementara itu, analisis data penelitian ini dilakukan secara preskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn menilai perjanjian asuransi kendaraan yang berlaku di perusahaan-perusahaan asuransi termasuk dalam akad gharar (tidak jelas dan pasti), mengandung maisir (perjudian atau spekulasi). Unsur perjudian dalam akad asuransi kendaraan muncul pada proses penjaminan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan iuran dana premi para peserta. Perusahaan dan peserta asuransi sama-sama berada di dalam dua kemungkinan di antara ghurim (merugi) dan ghunim (untung). Dalil yang digunakan Muḥammad Bin Ṣāliḥ Al- ‘Uṡaimīn mengadu kepada QS. Al-Ma’idah ayat 90 tentang perintah (amr) agar menjauhi perjudian. Dalil berikutnya riwayat Muslim dari Abu Hurairah tentang adanya larangan melakukan gharar. Ibn ‘Uṡaimīn menggunakan penalaran yang berbasis penemuan illat hukum, atau istinbath ta’lili. Metode ta’lili ini tampak saat Ibn ‘Uṡaimīn menjelaskan makna QS. Al-Ma’idah ayat 90. Unsur maisir di dalam asuransi terlarang. Ada penekanan keharaman asuransi kendaraan terletak kepada adanya illat hukum yaitu gharar dan maisir. Illat hukum menjadi satu tumpuan Ibn ‘Uṡaimīn dalam menetapkan hukum asuransi kendaraan. Pendapat Ibn ‘Uṡaimīn kurang sejalan tidak relevan dengan konsep asuransi kontemporer. Penggunaan layanan asuransi justru menjadi pilihan mu’amalah yang memberi kenyamanan bagi peserta dan mengantisipasi dari adanya musibah yang akan muncul.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Hukum, Asuransi, Kendaraan.
Subjects: 200 Religion (Agama)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Hafizh Ghiffari
Date Deposited: 13 Jun 2023 03:06
Last Modified: 13 Jun 2023 03:06
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/29758

Actions (login required)

View Item
View Item