Berintegrasi menuju Asimilasi: Pluralitas Budaya Etnis Singkil dan Jawa (Studi Kasus di Kampung Lae Pinang Kabupaten Aceh Singkil)

Pluralisme merupakan paham atas keberagaman paham ini muncul akibat ada rasa toleransi dan menghargai atas pluralitas di masyarakat. Dalam hal ini, yang terjadi di kampung Lae Pinang merupakan contoh kecil dalam penerapan sikap pluralisme di Indonesia, pluralisme ini tumbuh sejak hadirnya masyarakat transmigrasi UPT III Subulussalam/SKP/SP1 di wilayah yang kini menjadi kampung Singkohor dan Lae Pinang. Pertemuan antara masyarakat lokal (etnis Singkil) dan masyarakat transmigrasi (etnis Jawa) berdampak pada proses integrasi sosial yang telah berlangsung selama kurang lebih 40 tahun. Integrasi tersebut terjadi melalui beberapa proses antara lain Akulturasi, dan Asimilasi. Akulturasi yang ada di masyarakat Lae Pinang telah merambah di berbagai bidang sedangkan asimilasi memiliki keterlambatan di bidang sosial keagamaan masyarakat kampung tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena integrasi sosial dan asimilasi yang terjadi di Lae Pinang begitupun faktor pendorong dan penghambat terjadinya asimilasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber terdiri dari 9 orang yang merupakan tokoh dan masyarakat Lae Pianang. Hasil penelitian ini meliputi: Pertama, proses integrasi pada masyarakat Singkil dan Jawa di Lae Pinang yang terjadi semejak kedatangan etnis Jawa di tahun 1982-1983. Kedua, proses akulturasi antara etnis Singkil dan Jawa di Lae Pinang yang terjadi pada beberapa unsur di masyarakat. Ketiga, proses asimilasi yang terjadi antara etnis Singkil dan Jawa di Lae Pinang perkawinan campur, gotong royong, kepemudaan, dan kegiatan bermasyarakat.