Kontroversi Jarimah Hudud Analisis Pemikiran Abdullahi Ahmed An-Na’im

Mayoritas ahli hukum membagi jenis-jenis hudud dalam literatur Fiqh Islam menjadi enam kategori, yaitu pidana perzinahan, pencurian,qadzaf (tuduhan zina), minum alkohol, perampokan dan riddah(murtad). Minum minuman keras dan minuman dan riddah masih diperdebatkan (kontroversial) di kalangan umat Islam. Salah satu yang kekinian ulama dengan pemikiran yang berbeda dengan ulama dan ulama sebelumnya
Abdullahi Ahmad An-Na'im. Menurut pemikiran an-Na'im,
minum khamr dan murtad dikategorikan ke dalam jarimah ta'zir tidak jarimah hudud. Alasannya karena ketentuan sanksi dari
peminum anggur ditentukan oleh otoritas dan juga terkait dengan dimana hukuman diterapkan. Dengan istilah lain peraturannya adalah bersifat sementara dan lokalistik, tidak diterapkan secara umum. Kontroversi itu tentang hukuman minum anggur dan murtad adalah karena ada
tidak ada ketentuan hukum yang secara tegas dinyatakan dalam Al-Qur'an dan Sunah. Selanjutnya menurut an-Na'im, hukuman bagi orang murtad pernah dilakukan oleh Khalifah Abubakar dengan membunuh orang murtad adalah sifatnya tidak mungkin dan sementara dan tidak dapat dijadikan acuan
dan panduan secara umum. Alasannya logis karena tidak ada ayatnya atau hadits yang menyatakan dengan tegas tentang hukuman terhadap orang yang murtad
kelompok. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Claiph Abubakar adalah bagiannya pemikiran dan ijtihad Abubakar. Saat itulah muncul peluang bagi pemikir lain untuk melakukan ijtihad untuk kasus yang sama pada waktu yang berbeda dan hasil ijtihad juga berbeda.
Kata kunci: Hudud, An-Na’im