Perselisihan Suami Istri Sebagai Penyebab Perceraian (Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No.387/Pdt.G/2022/Ms.Bna)

Akmalia Putri Humairah, 190101052 (2023) Perselisihan Suami Istri Sebagai Penyebab Perceraian (Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No.387/Pdt.G/2022/Ms.Bna). Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Perselisihan Suami Istri Sebagai Penyebab Perceraian (Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No.387/Pdt.G/2022/Ms.Bna)] Text (Perselisihan Suami Istri Sebagai Penyebab Perceraian (Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No.387/Pdt.G/2022/Ms.Bna))
Akmalia Putri Humairah, 190101052, FSH, HK, 08229360225.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)

Abstract

Perceraian merupakan putusnya suatu ikatan perkawinan karena suami atau istri memutuskan untuk saling meninggalkan dan tidak melaksanakan lagi hak dan kewajiban mereka sebagai suami istri sebagaimana yang seharusnya menurut hukum perkawinan yang belaku. Oleh karena itu, banyak terjadi perselisihan yang menyebabkan perceraian yang tidak bisa dihindarkan. Sebagaimana putusan perkara Nomor 387/Pdt.G/2022/Ms.Bna, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pertimbangan yang digunakan oleh majelis hakim Mahkamah Syar’iyah dalam memutuskan perkara perceraian yang disebabkan oleh perselisihan dan untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam tehadap putusan tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif dan menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertama, dasar pertimbangan hakim yang mengabulkan Putusan Perkara tersebut karena terdapat fakta yang membuktikan bahwa tergugat telah melakukan kekerasan kepada penggugat, majelis hakim mengabulkan gugatan penggugat karena telah memenuhi fakta hukum yang merujuk pada Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa diantara suami istri terus menerus terjadi perselisishan dan tidak ada harapan akan rukun kembali dalam rumah tangga. Kedua, adapun tinjauan hukum Islam terhadap putusan tersebut belum berdasarkan ketentuan surah An-Nisa ayat 35 karena perceraian dilakukan tanpa adanya mediasi, hal ini dikarenakan pihak tergugat tidak hadir, kemudian hakim mengabulkan gugatan penggugat. Menurut pendapat Imam Hanafi tidak boleh menetapkan perkara dan menetapkan kesalahan kepada seseorang, sedangkan orang itu tidak hadir dalam persidangan kecuali jika orang tersebut mengirim pengganti atau wakilnya yang hadir dalam persidangan

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Akmalia Putri Humairah
Date Deposited: 24 Jul 2023 02:56
Last Modified: 24 Jul 2023 02:56
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/30358

Actions (login required)

View Item
View Item