Hukum Wanita Bekerja Di Luar Rumah Dalam Pandangan Wahbah Al-Zuḥailī

Miftahul Huda, 180101067 (2023) Hukum Wanita Bekerja Di Luar Rumah Dalam Pandangan Wahbah Al-Zuḥailī. Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Hukum Wanita Bekerja Di Luar Rumah Dalam Pandangan Wahbah Al-Zuḥailī] Text (Hukum Wanita Bekerja Di Luar Rumah Dalam Pandangan Wahbah Al-Zuḥailī)
Miftahul Huda, 180101067, FSH, HK, 082370665196.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB)

Abstract

Pakar hukum Islam berbeda pandangan mengenai boleh tidaknya wanita bekerja di luar rumah. Penelitian ini mengkaji pandangan Wahbah al-Zuḥailī mengenai hukum wanita bekerja di luar rumah, dengan rumusan masalah bagaimana pendapat Wahbah al-Zuḥailī terkait hukum wanita bekerja di luar rumah, serta bagaimana dalil dan metode istinbāṭ Wahbah Al-Zuḥailī dalam menetapkan hukum wanita bekerja di luar rumah? Di dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konseptual, dengan jenis penelitian kepustakaan atau library research. Temuan penelitian ini bahwa menurut Wahbah al-Zuḥailī wanita mempunyai hak yang sama di dalam bekerja memenuhi kebutuhan mencari rezeki sebagaimana hak bekerja kepada laki-laki. Namun begitu, Wahbah Al-Zuḥailī menetapkan lima syarat sebagai batasan saat wanita bekerja di luar rumah. Pertama, harus memakai hijab syar’i serta adab-adab Islam. Kedua, harus memperoleh izin dari wali bagi seorang gadis dan izin dari suami bagi isteri. Ketiga, ada kebutuhan yang darurat atau mendesak untuk memenuhi hajat hidup. Keempat, harus sebagai perkejaan yang mubah. Kelima, perkejaan harus sesuai dengan tabiat alamiah seorang perempuan. Adapun dalil yang digunakan Wahbah Al-Zuḥailī dalam menetapkan hukum wanita bekerja di luar rumah merujuk kepada dalil khusus tentang syarat bolehnya bekerja di luar rumah, yaitu QS. Al-Nur [24] ayat 31-32 dan QS. Al-Ahzab [33] ayat 32-33 tentang memakai hijab, QS. Al-Nisa’ [4] ayat 34 mengenai laki-laki sebagai pemimpin, karenanya wanita harus mendapatkan izin, dalil kaidah fikih tentang kondisi darurat yang membolehkan wanita bekerja. Adapun pola dan metode istinbāṭ yang digunakan Wahbah Al-Zuḥailī menggunakan dua metode istinbāṭ, yaitu metode bayani yang berbasis telaah kaidah kebahasaan dan pola istislahi yang berbasis kepada aspek kemaslahatan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Miftahul Huda
Date Deposited: 22 Aug 2023 14:53
Last Modified: 22 Aug 2023 14:53
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/31138

Actions (login required)

View Item
View Item