Eksistensi Adat larangan Menikah Semarga Kecamatan Suro Makmur Aceh Singkil

Menikah dengan berbeda marga dikenal suatu institusi adat sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat Suro Makmur. Praktik tersebut masih berlaku sampai sekarang dalam kalangan masyarakat. Maka penulis tertarik untuk meneliti terkait praktik ini dengan memfokuskan tiga permasalahan yang ingin dijawab, yaitu: (1) Bagaimana eksistensi praktik adat larangan menikah semarga Kecamatan Suro Makmur Aceh Singkil? (2) Bagaimana peran adat larangan menikah semarga Kecamatan Suro Makrur Aceh Singkil dalam ketentuan Living Low Perspektif Sosiologi Hukum? (3) Bagaimana sudut pandang hukum Islam terhadap eksistensi adat larangan menikah semarga Kecamatan Suro Makmur Aceh Singkil?. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena social dalam masyarakat yang menjadi subjek penelitian dengan secara holistik. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul selanjutnya penulis melakukan analisis normative menggunakan teori ‘Uruf, kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian bahwa masyarakat Kecamatan Suro Makmur menganggap semarga itu adalah kerabat yang dekat. Terkait larangan adat menikah semarga, ada beberapa hal yang perlu direvisi supaya tidak bertentangan dengan hukum Islam.Jika dikaji dari aspek sosiologi hukum, dalam masyarakat Kecamatan Suro Makmur adalah masyarakat yang majemuk dengan budaya, agama, adat istiadat.