Tantangan Dakwah Terhadap Pembinaan Muallaf (Studi Di Pengajian Al-Hilal Banda Aceh)

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan Tantangan Dakwah Terhadap Pembinaan Muallaf dalam rangka menyempurnakan strategi dakwah yang mampu menjawab kebutuhan muallaf di Aceh. Jumlah muallaf yang terus mengalami peningkatan, menuntut keseriusan dalam pembinaannya. Ragam persoalan muallaf juga semakin bervariasi, termasuk yang dihadapi oleh pengajian Al-Hilal Banda Aceh yang beranggotakan 45 muallaf. Dari 45 anggotanya 75% telah menjadi muallaf lebih dari 3 tahun, dan 25% yang dibawah 3 tahun. Setelah tiga tahun menjadi Muallaf belum cukup memiliki pemahaman, namun faktanya sangat berbeda. Bahkan ada muallaf yang sudah lebih 30 tahun memeluk islam namun masih mengaji di iqra’1. Muallaf baru dan muallaf lama memiliki ragam persoalan yang sangat berbeda yang membutuhkan penyesuaian metode pembinaanya. Atas dasar inilah maka penelitian ini dilakukan, pendekatan penelitian adalah kualitatif diskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan ada empatbelas tantangan yang dihadapi Muallaf, Mentor dan Pengurus yaitu: (1) tantangan dakwah bagi Muallaf yang sudah lama masuk Islam namun lemah pengetahuan keislamannya, (2) konflik muallaf baru dengan keluarganya, (3) tekanan psikologis pada muallaf usia remaja yang keluar dari agama orang tuanya, (4) ketergantungan ekonomi bagi muallaf baru dan lama akibat bantuan instan dari berbagai pihak, (5) potensi konflik keberagaman suku dalam komunitas pengajian, (6) tidak adanya support system saat muallaf mengalami permasalahan internal keluarga, (7) adalah sikap bullying dari kelompok Islam di lingkungannya, (8) waktu yang susah dikondisikan dengan kegiatan kuliah, (9) usia ibu-ibu yang sudah lanjut membuat mentor susah dalam mengajarkan huruf Al-qur’an, (10) tempat pengajian yang permanen belum ada, (11) bantuan transport untuk tenaga ngajar (Mentor) belum ada, (12) restafel tenaga mentor kalo sudah selesai kuliah harus dicarikan pengatinya, (13) anggaran dana tidak ada, dan (14) belum mampu memberikan bantuan sosial ekonomi kepada Muallaf.