Penafsiran Basmalah Menurut Mufassir

Penelitian ini berangkat dari sebuah masalah yaitu banyaknya perbedaan mufassir dalam menafsirkan kalimat basmalah dengan makna yang berbeda dan aspek analisis juga berbeda seperti penafsiran Fakhruddin ar-razi, beliau mengenengahkan al-lata’if ini amat luas dan tidak terbatas dengan pengertian yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkan.Aspek ini masih kurang diberikan perhatian dalam tafsir-tafsir yang lain, kerna itulah menjadi asbab untuk peneliti meneliti Kitab Tafsir al-Kabir Mafatih al-Ghayb.Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif-analisis yang berarti analisis dilakukan dengan cara menyajikan deskripsi sebagaimana adanya tanpa campur tangan pihak peneliti.Menggunakan metode deskriptif-analisis, penelitian ini meneliti Kitab Tafsir al-Kabir Mafatih al-Ghayb, dengan menganalisis data tentang penafsiran pembahasan basmalah.Temuan penulis dalam permasalahan basmalah dari Kitab al-Kabir Mafatih al-Ghayb, yaitu ialah secara terminologi terdapat banyak tema pembahasan dalam menafsirkan suatu lafadz dan makna nuansa sufistik sehingga penafsiran dari semua ilmu pengetahuan yang mana kalimat ini memberikan titik tengah akidah dalam kehidupan manusia.Kesimpulan bahwa makna basmalah sangatlah luas, sehingga dengan kalimat basmalah segala sesuatu bisa terlaksana dan terarah, dengan baik dan muda, karena basmalah merupakan induk daripada al-Qur’an. Dan dari yang penulis meneliti bahwa skop pembahasan yang dibawa
Fakhruddin ar-Razi dalam menafsirkan basmalah ini amat luas
dan tidak terbatas hanya sekadar memperjelaskan tentang makna huruf basmalah sahaja tetapi ianya mencakup kepada pembahasan diluar pengertian sesuatu lafadz dan menafsirkan makna yang
tersembunyi lagi mendalam di sebalik lafaz yang terzahir.