Keterlibatan Pemerintah dalam Pengamalan Beragama di Banda Aceh

Penelitian ini dilatar belangi oleh suatu analisa seorang tokoh pemikir Indonesia yaitu Kuntowijoyo yang sangat lengkap mengkaji tentang fenomena masyarakat Islam Indonesia. Sekarang Indonesia sudah masuk ke zaman ide atau zaman objektifikasi atau zaman ilmu. Semua prilaku baik agama, politik dan sosial keagamaan lainnya harus sesuai dengan semangat ilmu, atau istilahnya adalah objektifikasi. Dengan adanya hak istimewa terutama dalam bidang keagamaan, maka menjadikan Aceh yang merupakan satu-satunya provinsi yang menjalankan syariat Islam secara kaffah dalam masyarakat. Berdasarkan fenomena diatas penulis ingin meneliti bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keterlibatan pemerintah dalam masalah keagmaan di Banda Aceh. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode kwaliatatif yang menggunakan teori fenomenologis. Dari hasil penelitan yang penulis lakukan bahwa secara umum masyarakat Aceh tidak ada masalah dengan penerapan syariat Islam di Aceh. Hal ini karena secara historis masyarakat Aceh sudah terbiasa dengan keterlibatan pemerintah dalam masalah keagamaan masyarakat. Pihak yang setuju dengan penerapan syariat Islama di Aceh adalah mereka yang terlibat dalam pemerintahan. Namun ada pihak yang kritis mengatakan banhwa pemerintah terlalu ikut campur dengan masalah keagamaan masyarakat. Pada saat semua harus diseragamkan menurut peraturan pemerintah atau qanun ada hak-hak dan masalah minoritas yang tidak terakomodir. Pemerintah terlalu ikut campur dengan masalah agama masyarakat, sehingga energinya habis untuk mengatur masalah keagamaan warga. Di pihak lain warga banyak yang miskin, tidak adanya lapangan kerja, dan berbagai persoalan lainnya yang mesti jadi perhatian utama.