Hutang dan Implikasinya Pada Perekonomian Indonesia: Perspektif Ekonomi Islam

Hutang dan aktivitas ekonomi tidak dapat dipisahkan. Hutang dianggap sebagai sesuatu yang wajar untuk memenuhi “keperluan hidup” manusia. Namun, lambat laun, hutang menjelma sebagai sebuah “gaya hidup”. Fasilitas kredit berevolusi dari bentuk yang sederhana dengan tujuan untuk menolong yang membutuhkan, menjadi produk-produk keuangan yang sophisticated untuk tujuan komersialisasi dan keuntungan melalui financial engineering. Islam memandang bahwa aktivitas hutang piutang adalah kegiatan yang wajar dalam kehidupan manusia. Sebagian manusia memerlukan hutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu aktivitas hutang piutang dianggap sebagai kegiatan yang mulia dalam rangka tolong menolong (ta’awun). Namun, hutang piutang juga mungkin untuk diselewengkan dalam bentuk pengambilan keuntungan yang tidak dibenarkan bahkan eksploitasi. Karena itu Islam mengatur aktivitas hutang piutang dalam bentuk aturan formal melalui akad-akad mu’amalah yang dibenarkan atau dilarang dan juga dalam bentuk kerangka etika yang harus dipegang oleh debitur dan kreditur. Hutang membawa implikasi beragam dalam perekonomian. Karena itu, terdapat pro dan kontra di kalangan ilmuwan terkait masalah hutang dalam kehidupan ekonomi rumah tangga, negara dan global. Hutang dianggap sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan hutang juga dianggap sebagai biang krisis ekonomi. Penelitian ini mengkaji secara komprehensif hutang dalam perspektif ekonomi Islam dan implikasi hutang kepada perekonomian dalam tiga tingkatan, rumah tangga, nasional dan global.