Perspektif Hukum Pidana Islam Terhadap Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Pidana Pelaku Yang Menjadi Perantara dalam Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Hakim Nomor 154/Pid.sus/2019//PN Bna)

Kasus peredaran narkotika saat ini banyak ditemukan termasuk kasus yang menyangkut peredaran. Oleh karena itu, hakim harus betul-betul cermat dalam memutuskan perkara peredaran narkotika tersebut. Penelitian ini bertujuan : pertama, mengetahui sanksi pidana terhadap tindak pidana pelaku yang menjadi perantara jual beli Narkotika pada Putusan Hakim Nomor 154/Pid. Sus/2019/PN Bna, kedua, mengetahu pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara pidana pelaku yang menjadi perantara jual beli Narkotika. Ketiga, perspektif hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara pidana pelaku yang menjadi perantara jual beli Narkotika pada Putusan Hakim Nomor 154/Pid.Sus/2019/PN Bna. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif yaitu penelitian yang mengkaji tentang Putusan Hakim Nomor 154/Pid.Sus/2019/ PN Bna dan literatur terkait. Penedekatan dalam penelitian ini pendekatan undang-undang. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian diketahui bahwa sanksi pidana yang diberikan kepada pelaku pada putusan hakim Nomor 154/Pid. Sus/2019/PN Bna berupa penjara selama 6 tahun. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku pidana yang menjadi perantara jual beli narkotika pada putusan Nomor 154/Pid. Sus/2019/PN Bna ialah adanya unsur melawan hukum, pelakunya sudah jelas, adanya barang bukti dan keterangan saksi, Sanksi Pidana yang diputuskan hakim pada perkara pidana pelaku yang menjadi perantara jual beli narkotika sudah sesuai dengan hukum Islam, karena masuk keranah sanksi uqubat berupa hukuman penjara dan juga termasuk dalam ketegori diyat dan kafarat.