Hubungan Emotional Labor dengan Burnout Pada Guru Anak Berkebutuhan Khusus di Banda Aceh

Guru anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki tugas administrasi maupun pengajaran yang berbeda dengan guru yang mengajar di sekolah umum. Guru anak berkebutuhan khusus memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena harus menangani murid yang berkebutuhan khusus pula. Hal ini dapat memicu terjadinya burnout pada guru ABK yang sesuai dengan hasil wawancara peneliti yang menunjukkan adanya indikasi burnout pada guru ABK di Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan emotional labor dengan burnout pada guru anak berkebutuhan khusus di Banda Aceh. Alat ukur penelitian ini yaitu skala emotional labor yang disusun berdasarkan aspek dari Ashfort dan Humprey (1993) dan skala burnout yang disusun berdasarkan aspek dari Maslach dan Jackson (1981). Penyebaran kuesioner menggunakan google form kepada 111 guru dari seluruh SLB di Banda Aceh (7 SLB). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment dari Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara emotional Labor dengan burnout pada guru anak berkebutuhan khusus di Banda Aceh dengan diperoleh nilai pearson correlation sebesar -0,635 dan nilai p= 0,000 (p < 0,05). Artinya semakin tinggi emotional labor maka semakin rendah burnout, dan semakin rendah emotional labor maka akan semakin tinggi pula burnout.