Resiliensi Perempuan Pasca Gempa Bumi Dan Tsunami (Studi Di Pandeglang Banten)

Gempa dan tsunami yang terjadi di Pandeglang Banten pada 22 Desember 2018 sebagai dampak dari aktivitas anak gunung Krakatau. Setidaknya ribuan orang merasakan dampaknya. Dari jumlah secara keseluruhan, duapertiganya adalah anak-anak dan perempuan karena ini adalah kelompok yang paling rentan. Saat masa tanggap darurat, pemerintah dan masyarakat hanya fokus pada proses evakuasi, recovery, dan rehabilitasi. Tapi upaya meningkatkan daya tahan diri kurang menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; (1) Bagaimana kondisi demografi di Pandeglang Banten?, (2) Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah terhadap penguatan pengetahuan dan keterampilan perempuan bencana alam di Pandeglang Banten?, (3) Bagaimana implikasi program penguatan perempuan terhadap resiliensi para perempuan yang ada di Pandeglang Banten?. Penelitian deskriptif kualitatif, ini sumber datanya ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling, dan dipilihlah enam orang responden yang berasal dari tiga desa yang mengalami dampak terparah. Teknik dan alat pengumpulan data ditempuh dengan langkah observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa; (1) Kondisi demografi Pandeglang Banten berubah setelah bencana alam. (2) Terdapat empat program mitigasi bencana yang dilakukan pemerintah demi penguatan pengetahuan dan keterampilan perempuan korban bencana gempa dan tsunami. (3) Implikasi dari program penguatan tersebut mampu mengubah keadaan yang penuh tekanan menjadi sebuah kesempatan untuk pengembangan diri pribadi di masa mendatang.