Kajian Fenomena Upwelling di Perairan Sumatera Bagian Selatan Serta Mengidentifikasi Pengaruhnya Terhadap Wilayah Aceh

Mulyadi Abdul Wahid, 2015118002 (2023) Kajian Fenomena Upwelling di Perairan Sumatera Bagian Selatan Serta Mengidentifikasi Pengaruhnya Terhadap Wilayah Aceh. In: Kajian Fenomena Upwelling di Perairan Sumatera Bagian Selatan Serta Mengidentifikasi Pengaruhnya Terhadap Wilayah Aceh. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Kajian Fenomena Upwelling di Perairan Sumatera Bagian Selatan Serta Mengidentifikasi Pengaruhnya Terhadap Wilayah Aceh] Text (Kajian Fenomena Upwelling di Perairan Sumatera Bagian Selatan Serta Mengidentifikasi Pengaruhnya Terhadap Wilayah Aceh)
LP_PDI_2020-Mulyadi Abdul Wahid.pdf
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB)

Abstract

Upwelling di sepanjang pantai selatan Sumatera merupakan salah satu fenomena hidrografi yang sangat menarik untuk dikaji. Keberadaan upwelling tersebut telah memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat Indonesia dengan peningkatkatan stok ikan di wilayah ini. Fenomena upwelling telah didokumentasikan dengan pengamatan data satelit tetapi hanya pada permukaan laut saja. Oleh karena itu, Simulasi model numerik tiga dimensi diterapkan dalam penelitian ini untuk mengkaji proses upwelling secara lebih komprehensif. Model numerik yang digunakan dalam penelitian ini dinamakan Hamburg Shelf Ocean Model (HAMSOM) dengan didukung oleh data NCEP. Simulasi jangka panjang dilakukan dari tahun 2008 sampai 2019 untuk melihat variabilitas antar tahun upwelling tersebut. Hasil simulasi kemudian dianalisis, dan mendapati diantaranya bahwa inti upwelling terdapat di lepas pantai Sumatera dan Jawa bagian selatan. Penelitian ini juga menemukan bahwa upwelling di sepanjang pantai selatan Sumatera dan Jawa sangat dipengaruhi oleh tekanan angin lokal. SPL klimatologi terendah di wilayah ini terjadi pada bulan September yang mencapai 25 derajat Celcius. Pada periode upwelling terkuat, SPL bahkan turun sangat ekstrim yaitu mencapai 240C dan 220C. Variabilitas yang tinggi terjadi pada tahun 2009 dan 2018. Korelasinya antara variabilitas upwelling, indeks IOD, dan ENSO adalah baik dalam beberapa periode khususnya pada kejadian upwelling ekstrim (2009 dan 2018) dan buruk di beberapa kejadian periode. Variabilitas upwelling berkorelasi lebih baik dengan indeks IOD daripada ENSO (indeks Nino3.4). Meski demikian, secara umum korelasi antar keduanya masih dapat dilihat dalam beberapa periode.

Item Type: Book Section
Subjects: 900 Geography and History
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Tehnik Lingkungan
Depositing User: Puslitpen Ar-Raniry
Date Deposited: 07 Nov 2023 08:44
Last Modified: 07 Nov 2023 08:44
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/31912

Actions (login required)

View Item
View Item