Dampak Perubahan Lahan pada DAS Krueng Aceh terhadap Neraca Air Menggunakan Metode Thornthwaite Mather

Tata guna lahan menjadi salah satu faktor penting yang mampu mempengaruhi fungsi badan air. Tata guna lahan dapat berubah kapanpun, baik itu disebabkan secara alami maupun aktivitas manu
sia. Untuk menentukan adanya sumber air di suatu daerah, maka diperlukan suatu perhitungan yang disebut neraca air. Besarnya curah hujan yang turun ke suatu wilayah di permukaan bumi, memiliki keterkaitan dengan ketersediaan dan keseimbanagn air atau neraca air pada suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui neraca air pada DAS Krueng Aceh dengan menggunakan metode Thornthwaite Mather serta mengetahui dampak perubahan lahan pada DAS Krueng Aceh terhadap neraca air. Dari hasil analisis neraca air pada DAS Krueng Aceh dengan metode Thornthwaite Mather menunjukkan terjadinya peningkatan nilai surplus, defisit dan runoff. Tahun 2012 surplus sebesar 505,141 mm/tahun, defisit sebesar 259,055 mm/tahun dengan total runoff pada daerah penelitian dengan luas wilayah 1.786.941.635 m2 yaitu 785.396.587 m3/tahun. Untuk tahun 2021 surplus sebesar 952,57 mm/tahun, defisit sebesar 55,34 mm/tahun dengan total runoff 1.645.319.305 m3/tahun. Sedangkan untuk 10 tahun terakhir 2012-2021 surplus sebesar 707,37 mm/tahun, defisit sebesar 104,20 mm/tahun, total runoff sebesar 1.145.959.962 m3/tahun. Hal ini terjadi karena faktor perubahan iklim dan lahan, dengan meningkatnya luasan lahan tebangun yaitu pemukiman dan lahan terbuka, sehingga berdampak terhadap peningkatan nilai surplus, defisit dan runoff pada DAS Krueng Aceh. Maka untuk total potensi air tersedia pada pada DAS Krueng Aceh tahun 2012 sebesar 439.742.099 m3/tahun, 2021 sebesar 1.624.399.652 m3/tahun dan untuk 10 tahun terakhir sebesar 1.077.825.164 m3/tahun.