Film Bernuansa Budaya Sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika pada Film Dokumenter Dalae dan Film Dokumenter Beut Ba’da Meugreb Produksi Aceh Documentary Banda Aceh)

Mahlil, 2008116001 (2023) Film Bernuansa Budaya Sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika pada Film Dokumenter Dalae dan Film Dokumenter Beut Ba’da Meugreb Produksi Aceh Documentary Banda Aceh). Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Film Bernuansa Budaya Sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika pada Film Dokumenter Dalae dan Film Dokumenter Beut Ba’da Meugreb Produksi Aceh Documentary Banda Aceh)] Text (Film Bernuansa Budaya Sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika pada Film Dokumenter Dalae dan Film Dokumenter Beut Ba’da Meugreb Produksi Aceh Documentary Banda Aceh))
LP_PPK_2019-Mahlil.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (1MB)

Abstract

Saat ini, film bukan hanya berfungsi sebatas penyampaian informasi, namun juga sebagai media hiburan, pendidikan, kritikan, dan lain sebagainya, termasuk sebagai media dakwah. Kebudayaan Aceh memilliki kaitan erat dengan unsur-unsur islami dan menjadi cermin gaya hidup masyrakat Aceh, karena kebudayaan Aceh tidak terlepas dari sistem ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masyarakat. Budaya merupakan warisan yang berbentuk perilaku, sikap, kebiasaan, dan norma yang berbentuk simbol-simbol verbal maupun pesan non verbal yang dipraktikkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari- hari. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika dan metode interpretatif. Tujuan penelitian adalah menganalisis tanda dan makna yang berkaitan dengan nilai-nilai dakwah pada film dokumenter dalae dan beut ba’da meugreb. Hasil penelitian menunjukkan, Pesan dakwah yang terlihat dalam film dalae dan beut ba’da meugreb mengandung banyak nilai-nilai positif karena berisi kebudayaan yang islami. Nilai-nilai dakwah yang terdapat dalam film dalae terlihat pada aktivitas dalail khairat (dalae), juga saat subjek utama mengajak imam meunasah untuk lebih menghidupkan dan menggairahkan kembali dalae, pesertanya mengikuti dengan serius dan adanya kekompakan sesama mereka. Adanya alunan salawat kepada Nabi Saw, nasehat dan doa-doa. Di gampong-gampong kegiatan dalae dilaksanakannya dengan serius dan sungguh- sungguh, tetapi di daerah perkotaan aktivitas dalae sudah melemah dan luntur. Karena pemuda-pemuda banyak yang lalai di warung kopi. Sedangkan nilai-nilai dakwah yang terlihat dalam film beut ba’da meugreb adalah adanya adegan shalat magrib berjamaah yang merupakan syiar Islam, serta ada shalawat kepada Nabi Saw setelah shalat, juga pada kegiatan mengajar mengaji oleh tengku/ustadz dengan tekun dan ikhlash. Secara umum kedua film bercerita tentang terjadinya fenomena pergeseran nilai-nilai keagamaan di Aceh. Tujuan dari kedua film adalah agar aktivitas dalae dan beut ba’da meugreb lebih maju, lebih bersemangat, dan berkelanjutan. Sebagai penutup, film dalae dan beut ba’da meugreb mengandung nilai-nilai dakwah yang perlu dilestarikan di masa mendatang dan diharapkan kegiatannya berkelanjutan dan lahirnya sebuah konsep dakwah yang lebih baik dan maju sebagai syiar islam di Aceh.

Item Type: Book
Subjects: 000 Computer Science, Information and System > 070 News Media, Journalism & Publishing > 070.1 Media Dikumenter, Media Pendidikan, Media Berita
200 Religion (Agama)
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > S1 Pengembangan Masyarakat Islam
Depositing User: Puslitpen Ar-Raniry
Date Deposited: 07 Nov 2023 09:12
Last Modified: 07 Nov 2023 09:12
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/32056

Actions (login required)

View Item
View Item